21.02

Bungkus Godaan Syaitan


Allah SWT berfirman:
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ. ثُمَّ لَآَتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
“Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)”. (Al-A’raf:16-17)

Semenjak diusir dari surga, Setan dan konco-konconya telah mengikrarkan diri akan menggoda dan membisikkan manusia ke jalan kesesatan, mereka dengan tegas mengatakan secara sungguh-sungguh melakukan itu semua, hal tersebut tampak dengan ungkapan mereka menggunakan kata taukid (penekanan) dengan huruf lam taukid dan nun taukid, seperti la aq’udanna (sungguh saya akan simpangkan), laa tiyanna (sungguh saya akan datangi mereka), la uzayyinanna (sungguh saya akan hiasi), la ugwiyanna (sungguh saya akan tipu).

Ayat diatas adalah salah satu sumpah setan untuk menyesatkan manusia, dan banyak lagi ayat lain yang menyebutkan sumpah setan untuk menyesatkan manusia. Dan mereka tidak akan henti-hentinya melakukan itu semua, sebagai balas dendam mereka atas Nabi Adam yang –menurut setan- menjadi penyebab diusir oleh Allah dari surga, mereka akan mendatangi manusia dari berbagai arah; depan, belakang, kanan dan kiri manusia, sehingga mereka mampu menyimpangkan dan menyesatkan manusia.

Mereka juga akan hadir dengan cara yang zhahir dan batin, maksiat dan ketaatan, dan berbagai sarana lainnya. Sehingga manusia tidak memiliki celah kecuali ada setan yang terus mengintai dan menghalangi mereka untuk disimpangkan. Jika dalam perbuatan zhahir dapat selamat bisa jadi secara batin tidak bisa menghindar, jika dalam bentuk kemaksiatan bisa terhindar bisa jadi setan akan berhasil dalam ketaatan yang dilakukan oleh setiap hamba.

Untuk itulah DR. Musthafa As-Siba’i rahimahullah berkata:
Saya tidak mengkhawatirkan diriku digoda oleh setan melalui maksiat secara terbuka … akan tetapi saya khawatir setan datang kepadaku dengan membawa maksiat yang dibungkus dengan baju ketaatan
- Setan menggodamu dengan wanita dengan alasan kasihan kepadanya
- Setan menggodamu dengan dunia dengan alasan agar tidak menjadi korban gonjang ganjingnya - Setan menggodamu untuk berkawan dengan orang-orang buruk dengan alasan demi memberi petunjuk kepada mereka
- Setan menggodamu untuk bersikap munafik kepada orang-orang zhalim dengan alasan ingin mengarahkan mereka
- Setan menggodamu untuk mempublikasi keburukan lawan-lawanmu dengan alasan demi melakukan amar ma’ruf nahi munkar
- Setan menggodamu untuk memecah belah jama’ah dengan alasan lantang menyuarakan kebenaran
- Setan menggodamu agar tidak memperbaiki orang lain dengan alasan sibuk memperbaiki diri sendiri
- Setan menggodamu untuk tidak beramal dengan alasan ini sudah menjadi takdir
- Setan menggodamu untuk tidak menuntut ilmu dengan alasan sibuk beribadah
- Setan menggodamu untuk meninggalkan sunnah dengan alasan mengikuti orang-orang shalih
- Setan menggodamu agar otoriter dengan alasan demi tanggung jawab di hadapan Allah dan sejarah
- Setan menggodamu untuk berbuat zhalim dengan alasan demi memberikan kasih sayang kepada mereka yang terzhalimi

Berbagai cara setan akan terus melakukan bisikan dan tipu daya untuk menyesatkan manusia, dan setelah berhasil mereka akan berlepas tangan, sehingga manusia itu sendiri yang akan menyesali perbuatan mereka atas kesesatan yagn mereka lakukan.

Dapat kita lihat dalam surat Ibrahim misalnya, bagaimana setan berlepas diri dengan apa yang telah mereka lakukan, justru manusia yang dianggap bodoh karena telah mengikuti bisikan mereka. Allah berfirman:

وَقَالَ الشَّيْطَانُ لَمَّا قُضِيَ الْأَمْرُ إِنَّ اللَّهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ وَمَا كَانَ لِيَ عَلَيْكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ إِلَّا أَنْ دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِي فَلَا تَلُومُونِي وَلُومُوا أَنْفُسَكُمْ مَا أَنَا بِمُصْرِخِكُمْ وَمَا أَنْتُمْ بِمُصْرِخِيَّ إِنِّي كَفَرْتُ بِمَا أَشْرَكْتُمُونِ مِنْ قَبْلُ إِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
22. dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu”. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih.

وَقَالَ الشَّيْطَانُ لَمَّا قُضِيَ الْأَمْرُ إِنَّ اللَّهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ وَمَا كَانَ لِيَ عَلَيْكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ إِلَّا أَنْ دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِي فَلَا تَلُومُونِي وَلُومُوا أَنْفُسَكُمْ مَا أَنَا بِمُصْرِخِكُمْ وَمَا أَنْتُمْ بِمُصْرِخِيَّ إِنِّي كَفَرْتُ بِمَا أَشْرَكْتُمُونِ مِنْ قَبْلُ إِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu”. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih”. (Ibrahim:22)

Lalu bagaimanakah menghindari bujuk rayu setan
Tidak ada lain bagi umat manusia dalam menghadapi bujuk rayu kecuali dengan beberapa langkah:

1. Menyadari bahwa setan memang bersungguh-sungguh melakukan bujuk rayunya, karena itu manusia hendaknya bersungguh-sungguh dalam mendekatkan diri kepada Allah dan beribadah kepadanya.
2. Setan menyadari bahwa mereka tidak akan mampu membujuk rayu manusia yang ikhlas kepada Allah dalam ibadah dan kerja, karena itu ikhlaskan diri kepada Allah dalam amal perbuatan dan ibadah, ucapan dan tingkah laku dan berbagai hal dalam menjalani hidup ini.
3. Selalu beristighfar dan isti’adzah kepada Allah, memohon kepada Allah ampunan jika terbetik dalam diri terdapat penyimpangan, dan memohon kepada Allah agar dijauhkan dari setan.

0 komentar: