02.38

Komputer tiba-tiba Matot (Mati Total)

Sudah beberapa kali saya kedatangan teman yang komputernya mati, tidak mau menyala sama sekali atau kadang hanya sampai tampilan awal kemudian berhenti / hang. Untuk mengetahui dan memecahkan masalah komputer tersebut, ada beberapa tips yang bisa dilakukan, sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.

Komputer yang mati/ hang sebelum masuk ke sistem operasi bisa penyebabnya bisa bermacam-macam. Berikut Tips yang sudah pernah saya praktekkan dan hampir selalu berhasil. Pilih yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, atau lakukan secara bertahap.


  • Cek Kabel, mulai dari Kabel yang masuk ke UPS/Stabilizer, kabel Power ke Monitor, kabel Monitor ke CPU dan kabel yang masuk ke Komputer. Pastikan pemasangannya telah sesuai dan kencang, serta arus listriknya ada dan cukup.

  • Jika terdapat CD-ROM / DVD-ROM dan bisa dibuka/tutup, maka kemungkinan permasalahan ada di komputer (CPU), mulai dari kabel power yang masuk ke motherboard atau motherboard itu sendiri, cek pemasangan kabelnya.

  • Jika dua langkah diatas sudah dicek, dan masih belum menyala, matikan komputer dan Reset BIOS di Motherboard. Caranya bisa dilihat di buku panduan motherboard, dan cari menu Reset BIOS. Biasanya untuk mereset BIOS dapat dilakukan pada Jumper 1 (JP1). Disana ada 3 pin, yang 2 diantaranya dihubungkan dengan sebuah konektor kecil. Untuk mereset, tinggal melepas dan memasang di 2 pin yang satunya. Misalnya 3 pin tersebut 1,2,3 dan pin 1 dan 2 sudah terhubung, maka untuk mereset tinggal melepas dan memasang di pin 2 dan 3. Biarkan sekitar 30 detik atau lebih kemudian kembalikan seperti semula. Nyalakan komputer.

  • Jika BIOS telah di reset dan masih tidak menyala, coba lepas Baterai CMOS, yang ada di motherboard. Diamkan sekitar 1 menit, kemudian dipasang kembali dan nyalakan komputer. Jika baterai sudah cukup lama, lebih dari 3 tahun, ada baiknya diganti dengan yang baru. Apalagi jika jam di komputer sering tidak cocok.

  • Jika kipas Processor / VGA berputar, tetapi komputer masih belum menyala, maka kemungkinan ada yang tidak beres dengan BIOS motherboard atau Motherboard memang sudah rusak. Mungkin BIOS perlu di Update, tetapi sebelum update, komputer harus bisa menyala (masuk BIOS) terlebih dahulu. Untuk melakukan hal itu, coba lepas kabel Hardisk, CD-ROM, Floppy. Kemudian, lepas Memori komputer (RAM) dan ganti di slot yang lain atau gunakan memori komputer lain. Hal ini mungkin harus diulangi sampai beberapa kali, hingga ada tanda-tanda kehidupan…

  • Jika CPU sudah kelihatan bekerja, hardisk berputar dan lampu led CPU berkedip-kedip tetapi monitor tidak ada tampilannya, maka kumungkinan VGA ( Kartu Grafis) komputer yang bermasalah. Coba ganti dengan VGA lain atau cek VGA tersebut di komputer lain (Hal ini jika VGA tidak jadi satu dengan motherboard).
  • Jika dengan semua langkah diatas, komputer juga belum menyala, mungkin komputer perlu di service orang yang lebih ahli. Untuk mengetahui lebih detail permasalahan motherboard atau ingin menjadi teknisi, sebaiknya membeli sebuah alat khusus yang disebut PC Analyzer, yang memang dirancang untuk mengetahui kerusakan motherboard. Silahkan berbagi pengalaman anda mengenai komputer yang tiba-tiba mati dan tidak mau menyala.

Informasi

CPU yang dimaksud diatas adalah Motherboard, Memori, CPU, Power Supply, Hardisk, Floppy dan komponen lainnya yang ada dalam Casing Komputer, selain monitor. Meskipun sebenarnya CPU adalah Central Processing Unit (Processor), misalnya Pentium4, AMD dsb. Hal ini untuk mempermudah saja.

02.29

Ilmuwan Mesir: Lebih dari 60 Hadits Nabi Terbukti Secara Ilmiah

Cendekiawan Mesir Dr. Zaghlul an-Najjar menemukan bahwa Allah telah menurunkan lebih dari 1.000 ayat yang secara tegas berkaitan dengan tema mukjizat ilmiah. An-Najjar juga mengungkapkan, ada lebih dari 60 hadits Nabi saw telah berbicara tentang hakikat ilmiah di alam semesta ini.

Lebih lanjut an-Najjar, seperti dilansir situs Mishr al-’Arabiyyah, mendorong perlunya seorang Muslim dan Muslimah untuk mempelajari bagaimana mempertahankan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi serta para sahabatnya. Pasalnya, Nabi dan para sahabatnya itu merupakan kebenaran yang nyata.

Cendekiawan Mesir itu juga menyatakan bahwa ketika para orientalis mengarahkan ‘panah racun’ mereka terhadap Al-Qur’an menemui kebuntuan, kini mereka pun membidik hadits-hadits Nabi, padahal sabda utusan Allah itu juga menurut Al-Qur’an merupakan kebenaran mutlak. Bahkan menurut an-Najjar, tak ada satu pun disiplin ilmu yang lebih teliti dan rumit seperti halnya ilmu hadits.

Doktor Mesir yang juga anggota Dewan Otoritas Lembaga I’jaz Ilmi di Makkah Al-Mukarramah itu menambahkan, ada beberapa kalangan Yahudi, Kristen dan Muslim yang coba-coba meragukan otensitas hadits. Namun menurut an-Najjar, pada kenyataannya Al-Qur’an menyebut Muhamad itu sebagai seorang yang ma’shum (dijaga dari kekeliruan) dalam urusan agama dengan kebenaran yang mutlak. Dan itu kata an-Najjar, terdapat di banyak ayat Al-Qur’an.

Masih kata an-Najjar, saat ini ada seorang yang bermukim di Amerika dan disokong oleh negara itu serta negara Zionis Israel, mendirikan sebuah televisi satelit, di mana semua program-programnya getol menyerang Al-Qur’an, Nabi Muhammad dan para sahabatnya.

Cendekiawan yang juga anggota Dewan Tertinggi Urusan Islam di Mesir itu memberikan beberapa contoh dari hadits ilmiah itu yakni, Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa merampas sejengkal dari tanah bumi ini, maka dia akan ditenggelamkan oleh tujuh tanah bumi ini.”

Padahal menurut an-Najjar, dalam Al-Qur’an hanya dikenal dengan ungkapan tujuh langit. Lalu sejumlah ilmuwan penasaran, dan mereka pun mengadakan penelitian serta pengeboran, sampai akhirnya mereka menemukan kenyataan yaitu, ketika getaran bumi itu bergerak, didapatinya batas-batas tanah bumi yang tujuh itu, yang berpusat pada satu titik, di mana dari setiap batas itu dilapisi dari dalam. Dan Nabi saw bersabda ketika mendeskripsikan Tanah Haram di Makkah, bahwa di Makkah itulah titik pertama dari pusat lapisan tanah yang pertama.

An-Najjar juga menyebutkan contoh lainnya yaitu, Nabi saw bersabda, “Jangalah mendekati lautan kecuali seorang yang berhaji atau berumrah atau berperang di jalan Allah. Karena di bawah lautan itu terdapat api, dan di bawah api itu ada lautan.”

Menurut an-Najjar, terkait hadits itu para ilmuwan itu menggelar penelitan, pasalnya bagaimana mungkin dua hal yang bertolak belakang dapat saling berdampingan. Sampai akhirnya mereka menemukan kenyataan bahwa, setiap samudera bumi dan beberapa lautan itu memanas yang mencapai ribuan derajat celcius.
Lainnya lagi, sabdanya yang menyebutkan bahwa tak akan terjadi hari kiamat sehingga bumi yang luas ini berubah menjadi padang rumput dan sungai-sungai. Setelah penelitan, para ilmuwan menegaskan bahwa bumi saat ini tengah menjalani perputaran menuju serbuan air es dan berubahnya padang pasir yang tandus ke curah hujan yang deras.

An-Najjar menegaskan, kita sekarang ini tengah menuju ke era es baru, dan itu salah satu tanda hari kiamat. Demikian juga para ulama menetapkan bahwa bersama dengan perputaran bumi, secara perlahan matahari akan berubah dari timur menuju ke barat, dan itu juga salah satu tanda hari kiamat, di mana Nabi yang mulia bersabda, “Hari kiamat tak akan terjadi sampai api keluar dari selatan Hijaz (Arab Saudi dan sekitarnya), yang akan menyinari leher-leher unta di al-Yusrah.”.Menurut an-Najjar, di bagian barat dari Jazirah Arab ditutupi oleh lebih dari 300 lempengan vulkanik yang masih aktif sampai sekarang, dan jika lempengan-lempengan vulkanik itu mengamuk, maka dapat dipastikan itu akan menjadi tanda kubra (besar) kiamat.

02.25

Bahasa Arab: Kebangsaan

اَلْجِنْسِيَّة
KEBANGSAAN

: السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ
مُحَمَّد
: وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ
شَرِيْف
: مِنْ أَيْنَ أَنْتَ ؟
مُحَمَّد

Anda dari mana?

: أَنَا مِنْ بَاكِسْتَانِ
شَرِيْف
Saya dari Pakistan

: هَلْ أَنْتَ بَاكِسْتَانِيٌّ ؟
مُحَمَّد
Apakah anda orang Pakistan?

: نَعَمْ، أَنَا بَاكِسْتَانِيٌّ. وَمَا جِنْسِيَّتُكَ أَنْتَ ؟
شَرِيْف

Iya, saya orang Pakistan. Kalau engkau bangsa apa?


: أَنَا تُرْكِيٌّ، أَنَا مِنْ تُرْكِيَا
مُحَمَّد

Saya orang Turki. Saya dari Turki


: أَهْلاً وَسَهْلاً
شَرِيْف
Selamat datang!

02.16

Belajar Bahasa Arab : Perkenalan

التَّعَارُف
PERKENALAN (1)

: السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ
خَالِد
: وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ
خَلِيْل
: اِسْمِيْ خَالِد، مَا اسْمُكَ ؟
خَالِد
Namaku Khalid, siapa namamu?

: اِسْمِيْ خَلِيْل
خَلِيْل
: كَيْفَ حَالُكَ ؟
خَالِد

Bagaimana keadaanmu (apa kabar)?

: بِخَيْرٍ، وَالْحَمْدُ للهِ. وَكَيْفَ حَالُكَ أَنْتَ ؟
خَلِيْل

Baik, alhamdulillah. Kalau kamu bagaimana?

: بِخَيْرٍ، وَالْحَمْدُ للهِ
خَالِد

التَّعَارُف
PERKENALAN (2)

: السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ
خَوْلَة
: وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ
خَدِيْجَة
: اِسْمِيْ خَوْلَة، مَا اسْمُكِ ؟
خَوْلَة

Namaku Khaulah, siapa namamu?

: اِسْمِيْ خَدِيْجَة
خَدِيْجَة
: كَيْفَ حَالُكِ ؟
خَوْلَة

Bagaimana keadaanmu (apa kabar)?

: بِخَيْرٍ، وَالْحَمْدُ للهِ. وَكَيْفَ حَالُكِ أَنْتِ ؟
خَدِيْجَة

Baik, alhamdulillah. Kalau kamu bagaimana?

: بِخَيْرٍ، وَالْحَمْدُ للهِ
خَوْلَة

02.04

Air mata RASULULLAH SAW

Untuk direnungkan dan diambil hikmahnya :

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?""Tak tahulah ayah,orang itu sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang."Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya.

Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini."Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah."Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril.Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan."Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi.

"Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?""Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."
Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.

"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril.

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. "Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku – peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.

Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku"Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

02.25

Doa-doa

1. Do’a sebelum makan:
اللهم بارك لنا فيما رزقتنا وقنا عذاب النار
Ya Allah berilah berkah kepada kami dari apa yang engkau beri rezeki pada kami dan hindarkanlah kami dari azab neraka.
Do,a sesudah makan:
الحمد لله الذي أطعمنا وسقانا وجعلنا من المسلمين
Segala Puji bagi Allah yang telah memberi makan dan minum kepada kami dan menjadikan kami muslim.

Do’a Iftar (buka Puasa):
اللهم لك صمت وبك آمنت وعلى رزقك أفطرت برحمتك يا ارحم الرحمين
Ya Allah untuk-Mu lah aku berpuasa dan kepada-Mu lah aku beriman dan atas rizki- Mu-lah aku berpuka, dengan rahmat-Mu wahai Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

2. Do’a masuk Masjid:
اللهم افتح لى أبواب رحمتك
Ya Allah, bukalah pintu-pintu rahmat-Mu untukku.
Do’a keluar Masjid:
اللهم اني اسألك فضلك
Ya Allah sesungguhnya aku minta kepada-Mu dengan keutamaan-Mu.

3. Do’a masuk WC:
اللهم اني أعوذ بك من الخبث والخبائث
Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari Godaan Syaiton laki-laki dan Perempuan. (HR.Bukhari)
Do’a keluar dari WC:
غفرانك الحمد لله الذي اذهب عني الأذى وعافانى
Aku minta ampun kepada-Mu, segala puji bagi Allah yang telah menghindarkan daku dari penyakit dan menyehatkanku.

4. Do’a sebelum tidur:
باسمك اللهم أحيا وبأموت
Dengan namamu, aku hidup dan aku mati.
Do,a ketika bangun tidur:
الحمد الله الذي أحيانا بعدما أماتنا واليه النشور
Segala puji bagi Allah yang telah membangunkan kami setelah kami ditidurkan, dan
kepadaNyalah kami akan di bangkitkan.

5. Do’a ketika keluar dari rumah:
بسم الله توكلت على الله ولاحول ولا قوة الا بالله
Dengan nama Allah (aku keluar) aku bertawakkal kepadaNya, tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah.
Do`a ketika masuk rumah:
بسم الله ولجنا وبسم الله خرجنا وعلي الله توكلنا
Dengan nama Allah kami masuk (kerumah) dengan nama Allah kami keluar (darinya) dan kepada Tuhan kami bertawakkal.

6. Do’a ketika mendengarkan Adzan:
Seseorang untuk mendengarkan adzan hendaklah membaca sebagaimana yang di kumandangkan oleh muadzin, kecuali bacaan :حي علي الصلاة (hayya 'alassholaah) dan حي علي الفلاح (hayya 'alalfalaah) maka padanya bacalah :لاحول ولاقوة الابالله (laa haula walaa quwwata illa billah)
Membaca shalawat kepada Nabi saw sesudah adzan :
اللهم رب هذه الدعوة التامة والصلاة القائمة آت سيدنا محمدا الوسيلة والفضيلة وابعثه مقاما محمودا الذي وعدته(انك لا تخلف الميعاد)
Ya Allah, Tuhan panggilan yang sempurna (azan) dan shalat (wajib) yang didirikan. Berilah Al-Wasilah (derajat di surga,yang tidak akan diberikan selain kepada Nabi SAW). Dan Fadhilah kepada Muhammad. Dan bangkitkan Beliau sehingga bisa menempati maqam terpuji yang telah Engkau janjikan. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji.

7. Do`a sebelum wudhu:
بسم الله Dengan nama Allah (saya berwudhu).
Do`a setelah berwudhu:
اشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له واشهد ان محمدا عبده ورسول الله
Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang patut di sembah kecuali Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba & utusanNya .

اللهم اجعلني من التوابين واجعلنى من المتطهرين

Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah termasuk orang-orang (yang senang) bersuci.

8. Do’a ketika bersin:
Apabila seseorang diantara kamu bersin hendaklah membaca : الحمد لله (segala puji bagi Allah), lantas saudara atau temannya berkata : يرحمك الله (semoga Allah memberi berkah kepadamu), Bila saudara atau temannya berkata demikian bacalah :
يهديكم الله ويصلح بالكم (semoga Allah memberi petunjuk kepadamu dan memperbaiki hatimu).

9. Do’a Pelebur Dosa Majlis.
سبحناك اللهم وبحمدك اشهد ان لا اله الا انت استغفرك واتوب اليك
"Maha Suci Engkau, Ya Allah, aku memuji-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan kecuali Engkau, aku minta ampun dan bertaubat kepada-Mu.

10. Do’a sebelum berhubungan suami istri
بسم الله اللهم جنبنا الشيطان و جنب الشيطان ما رزقتنا
Dengan nama Allah. Ya Allah! Jauhkan kami dari setan, dan jauhkan setan untuk mengganggu apa yang Engkau rezekikan kepada kami.

11. Doa untuk dijauhkan dari bala dan marabahaya:
بسم الله الذي لا يضر مع اسمه شئ في الأرض و لا في السماء وهو السميع العليم
"Dengan nama Allah yang segala sesuatu baik di langit maupun di bumi tidak akan memberi mudhorot (bahaya) apa-apa selama berlindung dengan menyebut nama-Nya

12. Doa penawar dan penyejuk hati dari kesedihan, rasa malas, kebingungan, ketidak mampuan, bakhil dan keterlilitan hutang.
اللهم إني أعوذ بك من الهم و الحزن, و أعوذ بك من العجز و الكسل, وأعوذ بك من الجبن و البخل, وأعوذ بك من غلبة الدين و قهر الرجال
"Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari kebingungan dan keduka-citaan, aku berlindung kepada-Mu dari sifat lemah dan malas, aku berlindung kepada-Mu dari sifat penakut dan bakhil, aku berlindung kepada-Mu dari beban hutang penindasan orang-orang."

19.10

Tafsir Ayat Kursi: Memahami Keagungan Kursi Allah

Oleh: DR. Attabiq Luthfi, MA

“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang Hidup Kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk)Nya, tidak mengantuk dan tidak pula tidur. MilikNya segala apa yang ada di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa seizinNya. Allah Mengetahui apa-apa yang ada di hadapan dan di belakang mereka. Sedangkan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendakiNya. Kursi Allah luasnya meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya dan adalah Allah Maha Tinggi lagi Maha Agung”.

Ayat di atas yang masyhur dengan nama ayat kursi terdapat di dalam surah Al-Baqarah ayat 255. Penamaan ayat ini bukan ijtihad para ulama, tetapi Rasulullah sendiri yang menamakannya. Tersebut dalam salah satu riwayat bahwa ketika Rasulullah saw ditanya oleh salah seorang sahabatnya tentang “ayat apa yang paling agung dari kitabullah?” Beliau menjawab, “Ayat Kursi”, kemudian Rasulullah membaca ayat ini. (Hadits riwayat Imam Ahmad dan Nasa’i). Dan memang, kata ”kursi” sendiri terdapat di dalam ayat ini yang menjadi salah satu argumen penamaan ayat ini seperti juga penamaan surah-surah Al-Qur’an yang lain.

Ayat kursi sangat kental dengan nuansa akidah, terutama akidah kepada Allah swt, yaitu akidah akan sifat-sifat Allah yang berbeda dengan sifat seluruh makhlukNya. Kejelasan akan sifat-sifat Allah sangatlah penting untuk menghindari dominasi khurafat, mitos dan syubhat yang kerap kali menutupi hati dan pandangan manusia. Justru Islam datang untuk menyelamatkan dan membersihkan hati manusia dari timbunan kotoran yang demikian berat, serta dari kesesatan dan kebingungan dalam kegelapan. Sehingga secara korelatif dijelaskan pada ayat setelahnya: ”Tidak ada paksaan dalam beragama”, bahwa akidah yang dibawa oleh Islam adalah akidah yang berdasarkan kerelaan hati setelah mendapat keterangan dan penjelasan yang terang benderang, bukan berdasarkan pemaksaan dan tekanan.

Menurut Ibnu Athiyah, yang dimaksud dengan kursi, berdasarkan hadits-hadits Rasulullah saw, adalah makhluk Allah yang agung yang berada di antara Arsy Allah swt, sedangkan Arsy Allah tentunya lebih besar berbanding kursiNya. Perbandingan antara keduanya seperti yang dituturkan oleh Rasulullah dalam sebuah hadits riwayat Abu Dzar, “Bukanlah kursi Allah yang berada di Arsy Allah itu melainkan hanya seperti sebuah lingkaran besi yang dilemparkan di salah satu penjuru bumi”.

Penyebutan kata “kursi” yang secara fisik inderawi bisa digambarkan layaknya kursi tempat duduk manusia, begitu juga ungkapan ”dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya” sememangnya menurut Sayyid Qutb adalah untuk memudahkan manusia memahami dan menggambarkan keagungan dan luasnya kekuasaan Allah yang meliputi langit dan bumi, “Luasnya Kursi Allah meliputi langit dan bumi”. Ungkapan dalam kalimat deskripsi inderawi seperti ini akan memberikan kesan yang kuat dan mendalam serta mantap di dalam hati mengenai hakikat yang dimaksud.

Berdasarkan analisa bahasa yang dikemukakan oleh Az-Zamakhsyari bahwa penyebutan sifat-sifat Allah yang terkandung dalam ayat kursi ternyata tidak menggunakan kata penghubung (wau athaf) yang biasa digunakan dalam susunan kalimat bahasa Arab untuk menghubungkan antara satu kata dengan kata lainnya. Redaksi yang demikian ini menunjukkan kekuatan bayan (penjelasan) pada seluruh sifat-sifat Allah swt yang tersebut dalam ayat ini. Paling tidak terdapat empat penjelasan tentang sifat-sifat Allah dalam ayat kursi, yaitu: pertama, penjelasan akan keesaan Allah dalam mengatur seluruh makhlukNya. Kedua, penjelasan bahwa Allah adalah Raja atas seluruh makhluk yang diaturNya. Ketiga, penjelasan akan luasnya ilmu Allah yang mencakup seluruh makhlukNya, sampai kepada mereka yang diridhoi dan berhak mendapat syafa’atNya dengan mereka yang tidak berhak mendapatkannya. Dan keempat, penjelasan tentang pengetahuan Allah akan seluruh maklumat yang tersebar di langit dan bumi.

Wajar jika Ibnu Katsir menyimpulkan bahwa ayat kursi merupakan ayat yang paling agung dalam Al-Qur’an (A’dlomu ayatin fil Qur’an) dan memiliki kedudukan dan keutamaan yang banyak. Di antara keutamaan ayat kursi seperti yang ditegaskan dalam beberapa hadits Rasulullah diantaranya: pertama, ayat kursi merupakan pelindung dan benteng dari godaan syetan. Kedua, nilai ayat kursi setara dan sebanding dengan seperempat Al-Qur’an.

Sebuah kisah yang diutarakan oleh ayah Abdullah bin Ubay bin Ka’ab menjadi bukti nyata akan keampuhan ayat kursi sebagai pelindung. Ia menceritakan bahwa pada suatu malam ketika melihat-lihat kebun kurma miliknya, tiba-tiba ia terserempak dengan seekor hewan yang mirip dengan seorang anak yang baru menginjak usia baligh. Maka ayah Abdullah bin Ubay bin Ka’ab mengucapkan salam yang langsung dijawab oleh anak itu.

Kemudian dengan nada penasaran ia bertanya, “Siapakah kamu? Apakah kamu dari golongan jin atau manusia?”. Dengan singkat anak itu menjawab, “Dari golongan jin”. Akhirnya ia meminta jin itu untuk mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. Ternyata ketika disentuh, tangannya seperti tangan anjing dan juga bulunya. Maka aku bertanya, “Apakah demikian jin diciptakan?”. Jin itu menjawab, “Bahkan ada yang lebih hebat dari ini”. “Apakah yang mengundang kamu datang kemari?”. Ayah Abdullah bin Ubay kembali bertanya. “Telah sampai berita kepadaku bahwa engkau adalah seorang yang sangat dermawan. Aku ingin mendapatkan sedekahmu”. “Jika memang demikian, aku ingin bertanya, apa yang dapat melindungi kami dari godaanmu?”. Pinta Abdullah bin Ubay. Dengan tegas, jin itu menjawab, “Ayat kursi”. Keesokan harinya, Ayah Abdullah bin Ubay menceritakan kepada Rasulullah apa yang dialaminya tadi malam. Maka Rasulullah bersabda, “Apa yang dikatakan oleh jin itu benar, tetapi dia tetap makhluk yang kotor”. (Diriwayatkan oleh Al-Hakim).

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dijelaskan kedudukan ayat kursi yang senilai dengan seperempat Al-Qur’an. Anas bin Malik menceritakan bahwa Rasulullah saw pernah bertanya kepada salah seorang sahabatnya, “Wahai fulan, sudahkan kamu menikah?”. Sahabat itu menjawab, “Saya tidak memiliki apapun untuk menikah”. Rasulullah bertanya kembali, “Bukankah bersama engkau (hafal) Al-Ikhlash?”. Ia menjawab, “Benar wahai Rasulullah”. Rasulullah menjelaskan, “Ia sebanding dengan seperempat Al-Qur’an”. Rasulullah terus bertanya pertanyaan yang sama sampai terakhir Rasulullah bertanya, “Bukankah bersama engkau (hafal) ayat kursi?”. Ia menjawab, “Benar ya Rasulullah”. Maka Rasulullah bersabda, “Ia senilai dengan seperempat Al-Qur’an”.

Keagungan ayat kursi semakin jelas karena ayat ini secara terperinci mengandungi penjelasan akan sifat-sifat dzat Allah swt; dari sifat Wahdaniyah yang dinyatakan oleh Allahu La Ilaha Illah Huwa”, Sifat Maha Hidup yang berkekalan (Al-Hayyu), sifat Maha Kuasa dan berdiri sendiri (Al-Qayyum), bahkan sifat Qayyum Allah diperkuat dengan penafian akan segala yang mengarah kepada kelemahan, seperti “Tidak mengantuk dan tidak tidur”. Begitu juga dengan sifat memiliki yang berkuasa untuk melakukan apa saja terhadap makhluk yang dimilikiNya. Sifat iradah (berkehendak) yang ditunjukkan oleh kalimat “mandzalladzi yasyfa’u…”, dan iradah Allah di sini adalah pada urusan yang paling besar, yaitu syafa’at yang tidak dimiliki oleh siapapun kecuali atas izin Allah swt. Juga sifat “Ilm yang dinyatakan oleh “ya’lamu ma baina…..”. Terakhir sifat-sifat dzatiyyah Allah ditutup dengan sifat yang menunjukkan ketinggian dan keagunganNya, “Wahuwal Aliyyul Adzim”. Ibnu Abbas menuturkan, “Yang sempurna dalam ketinggian dan keagunganNya”.

Inilah sifat penutup bagi ayat kursi untuk menetapkan ke-Esa-an Allah pada kebesaran dan ketinggianNya. Alif Lam Ma’rifah yang digunakan dalam kedua sifat terakhir ”Al-Aliyyu Al-Adzimu” sesungguhnya untuk membatasi sifat itu hanya milik Allah Yang Maha Suci, tanpa ada yang bersekutu denganNya. Bahkan tidak ada seorang hamba pun yang berusaha mencapai posisi kebesaran dan ketinggian seperti ini melainkan Allah akan mengembalikannya kepada kehinaan dan kerendahan di akhirat kelak Allah swt berfirman, ”Negeri akhirat itu Kami jadikan bagi orang-orang yang tidak menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi..” (Al-Qashash: 83)

Demikianlah ayat kursi hendaknya dijadikan prinsip dan acuan dalam berinteraksi dengan Allah dan dengan seluruh makhlukNya. Hanya Allah Pemilik segala sifat kesempurnaan, sedangkan manusia tidak layak memakai pakaian kebesaran Allah. Keyakinan yang mendalam akan seluruh sifat-sifat Allah akan mampu melahirkan perasaan khauf (takut) akan murka dan azab Allah jika kita melanggar aturanNya. Begitu juga akan mampu melahirkan sifat raja’ (penuh harap) kepada kasih sayang dan rahmat Allah swt.

19.02

Mutiara Kehidupan Para Tabi’in: ‘Atha’ bin Abi Rabah

Berkata Imam al-Haramain : “Tidak kutemui orang yang paling alim diantara orang yang alim, kecuali 3 orang : ‘Atha, Thawus dan Mujahid..”

Kalau kita menerawang jauh ke empat belas abad yang lampau, maka akan nampak oleh kita sebuah majlis ta’lim di Makkah yang selalu dihadiri oleh ribuan orang, diantara mereka ada para sahabat-sahabat nabi SAW dan juga para tabi’in, sang penceramah adalah seorang tua yang sederhana namun kharismatik, dialah AbduLLAH bin Abbas ra (Ibnu Abbas) salah seorang diantara para tokoh ulama sahabat, dan dia pula yang didoakan oleh RasuluLLAH SAW dengan doanya yang khusus: “ALLAHUMMA FAQQIHHU FIDDIN WA ‘ALLIMHU TA’WIL” (Ya ALLAH dalamkanlah pengetahuannya dalam agama dan ajarilah ia ta’wil Qur’an…)

Ibnu Abbas ra memiliki seorang budak hitam yang kurus, demikian hitamnya kulit budak ini sehingga jika ia berdiri bagaikan seekor burung gagak hitam (ghurabil-aswad) yang menakutkan. Namun hitamnya kulit tidak membuatnya merasa rendah, karena Islam telah membebaskan manusia dari perbudakan manusia atas manusia menjadi perbudakan manusia hanya oleh dan untuk ALLAH SWT saja. Hanya Islam sajalah peradaban yang mampu menempatkan seorang budak hitam Afrika bernama Bilal al Habasyi, budak bangsa Persia Salman al Farisi, dan budak dari Rumawi Shuhaib bin Sinan ar Rumi sederajat dan bahkan lebih tinggi dari para pemuka Quraisy seperti Abu Sufyan bin Harb.

Selama hidupnya ‘Atha membagi waktunya untuk 2 hal : Pertama, khusus untuk Tuhannya dengan melakukan ibadah yang terbaik, terikhlas dan semurni-murninya; sehingga setiap malam ia sedikit sekali tidur karena melakukan qiyam, zikir dan doa. Kedua, untuk menuntut ilmu kepada para ulama, tercatat diantara nama guru-gurunya yaitu para shahabat besar seperti Ibnu Abbas ra, Ibnu Umar ra, Abu Hurairah ra, Ibnu Zubair ra, dll. Ia selalu berkata : “Orang sebelum kalian membenci omong-kosong, yaitu segala sesuatu selain al-Qur’an yang dibaca dan dipelajari, atau Hadits yang diriwayatkan dan diamalkan, atau amar ma’ruf dan nahi munkar, atau ilmu untuk mendekatkan diri kepada ALLAH, atau bekerja mencari nafkahmu. Bacalah oleh kalian kalau mau : Dan orang-orang yang menjauhi perkataan yang tidak bermanfaat (QS al-Mu’minun, 23:3).”

Dibandingkan dengan manusia lainnya, ‘Atha adalah termasuk manusia pilihan yang sangat jarang orang yang mampu berdisiplin sepertinya. Ia mendisiplin dirinya sehingga selama hidupnya tidak pernah sekalipun melakukan hal yang tidak bermanfaat sebagaimana yang dilakukan oleh pemuda-pemuda kebanyakan, dan selama hidupnya ia tidak pernah ngobrol dan bercanda. Pernah dalam suatu perjalanan ia melihat sebuah kota yang telah ditinggalkan penghuninya, lalu ia berfikir : Kapan kota ini didirikan? Kemudian ia menyesali diri karena memikirkan sesuatu yang tidak bermanfaat dan karenanya ia menghukum dirinya untuk berpuasa selang-sehari selama setahun penuh. Waktunya seumur hidupnya selalu dihabiskan untuk belajar, berfikir dan beribadah, ia sangat serius dalam hidupnya dan agar ia tidak terganggu maka selama 20 tahun ia hanya tinggal di dalam masjidil Haram.

Pernah suatu hari ia ditegur oleh orang-orang tentang keseriusannya yang dianggap berlebihan oleh mereka, maka ia menjawab : “Aku bersaksi bahwa aku sangat percaya pada adanya malaikat yang mulia lagi mencatat seluruh amalku, lalu tidak malukah jika nanti diumumkan di depan orang-orang di hari Kiamat nanti lalu banyak ditemukan hal-hal yang bukan ibadah kepada-NYA?!”

Karena disiplin dan keseriusannya yang luar biasa dalam belajar inilah ia mencapai derajat tertinggi dikalangan para ulama, sehingga banyak orang yang mengambil manfaat dari keluasan ilmunya. Salah satu contohnya, Imam Abu Hanifah suatu kali pernah bercerita : “Aku pernah salah dalam 5 fiqh Manasik (Hajji) dan aku diingatkan oleh seorang tukang cukur! Yaitu ketika aku duduk untuk tahallul (bercukur setelah selesai hajji) aku bertanya pada tukang cukur itu berapa ongkos cukurnya? Maka ia menjawab bagi orang yang hajji tidak ditetapkan ongkos, maka aku merasa sangat malu dan berfikir siapa tukang cukur ini, lalu aku duduk, maka kata tukang cukur itu : Hendaklah anda menghadap qiblat, maka aku menjadi semakin malu, lalu aku langsung berikan kepalaku untuk dicukur, lalu ia berkata lagi : Hendaknya yang kanan dulu, lalu kuberikan yang sebelah kanan sambil terus berfikir, lalu ia berkata lagi : Perbanyaklah takbir! Maka akupun bertakbir lalu ketika selesai segera kusodorkan uang dan ingin terus berlalu, lau ia berkata lagi : Jangan lupa shalat 2 raka’at.

Maka dengan penasaran kutanya darimana dia tahu tentang semua hukum fiqh tersebut? Maka jawabnya : Dulu aku pernah mencukur ‘Atha bin Abi Ribah dan kupelajari semua yang diperbuatnya ketika itu dan kuamalkan.”
Dan selama hidupnya tidak ada orang yang berani berfatwa di masjidil Haram karena hormat akan kedalaman dan keluasan ilmu agama yang dimilikinya, sehingga ia dijuluki SAYYIDUL FUQAHA AL HIJAZ (Pemimpin para ahli Fiqh di Makkah dan Madinah…)

Semua orang sangat hormat pada dirinya bahkan ia lebih dihormati dari Khalifah sendiri, kendatipun demikian ‘Atha adalah seorang yang sangat tawadhu’ (rendah hati) dan ia sangat membenci kesombongan dan orang yang sombong, selama hidupnya ia hanya memakai pakaian yang termurah (5 dirham saja). Pernah suatu hari Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik datang dan melakukan hajji dan ketika Thawaf di Baitul Haram orang-orang berusaha minggir menghormatinya, maka ‘Atha marah dan berkata : DA’HU YATA’ALLAMA BI MAWQIF ALLADZI TAQTULU KIBRIYA’UHU! (Biarkan ia disakiti dengan kondisi yang dapat membunuh kesombongannya…)

Maka setelah itu khalifah memanggilnya untuk bertanya tentang beberapa hukum agama, maka ia berkata kepada utusan khalifah tersebut : AL ‘ILMU YU’TA ‘ALAIHI WALAM YA’TI! (Ilmu itu didatangi dan bukan mendatangi…), maka khalifahpun datang kepadanya dan meminta nasihat, maka kata ‘Atha : “Takutlah pada ALLAH wahai Amirul Mu’minin, ingatlah bahwa engkau diciptakan sendiri, dilahirkan sendiri, dimatikan sendiri, dibangkitkan sendiri dan akan dihisab sendiri pula, maka tak ada yang dapat membantumu untuk dunia dan akhiratmu kecuali ALLAH SWT.”

Maka khalifah menangis mendengar taushiyyah (nasihat) tersebut dan memberinya hadiah dari emas dan perak, tapi ditolak dengan halus oleh ‘Atha sambil berkata : “Katakanlah : Kami tidak menginginkan balasan dari kalian dan tidak pula ucapan terimakasih, karena sesungguhnya kami takut akan suatu hari dimana manusia saat itu gelap wajah-wajahnya (ayat)..”

Ketika wafatnya, ribuan orang menshalatkan sampai-sampai di masjidil Haram dilaksanakan shalat janazah berkali-kali karena banyaknya yang ingin menshalatkan. Dan ketika mereka mengangkat jenazahnya, maka mereka semua terheran-heran karena mayatnya sangat ringan seperti bulu, sebab tidak sedikitpun membawa keduniaan serta dipenuhi oleh berbagai bekal untuk akhirat yang banyak…

18.57

Mutiara Kehidupan Para Tabi’in: Amir Bin AbduLLAH At-Tamimi

Berkata Alqamah bin Muriid (ulama Nejd): “Zuhud berakhir pada 8 orang, yang paling utama diantara mereka adalah Amir bin AbduLLAH…”Ia dilahirkan pada masa khalifah Umar ra di kota Bashrah, yaitu kota yang menjadi pos penyerangan kaum muslimin terhadap orang-orang Persia, untuk menyebarkan dakwah dan meninggikan kalimatuLLAH di bumi.

Amir bin AbduLLAH at Tamimi al Anbari rahimahuLLAH adalah seorang yang berbadan tegap, panjang janggutnya, wajahnya bercahaya (karena amat sangat banyak beribadah), suci akhlaqnya dan dibesarkan dari sejak kecil dalam ketaqwaan kepada ALLAH SWT.

Ketika ia berangkat dewasa, ia senantiasa ikut dalam peperangan yang dilakukan oleh para sahabat ra, kendatipun demikian ia tidak pernah bernafsu terhadap ghanimah (harta rampasan perang) berupa emas dan permata yang didapatkannya, ia sangat zuhud terhadap dunia dan berjihad semata-mata mengharap ridha ALLAH dan ia sangat memimpikan dapat terbunuh sebagai syahid.

Pemimpin Bashrah saat itu adalah seorang sahabat yang terkenal, Abu Musa al-Asy’ariy ra yang selalu memimpin langsung pertempuran-pertempuran kaum muslimin, maka Amir selalu mengikuti Abu Musa dan tak pernah jauh dari beliau. Setiap hari ia membagi waktunya menjadi 3 bagian: Mengajar Islam di mesjid Bashrah, berkhalwat (menyendiri) di malam hari untuk bersujud dan berjihad fi sabiliLLAH dengan pedangnya. Sehingga ia digelari: ‘Abidil Bashrah wa zaahidihaa… (Ahli Ibadah dan Ahli Zuhud dari Bashrah).

Pada setiap malam dalam peperangannya, saat para pasukan telah terlelap, ia selalu menyendiri shalat lalu dengan berlinangan airmata ia merintih: “ILAHI ENGKAU telah menciptakanku dengan ketentuan-MU… Dan telah KAU tempatkan aku dalam cobaan dunia ini… Lalu KAU katakan dalam firman-MU: Bersabarlah! Maka bagaimana aku dapat bersabar dari kelembutan-MU… ILAHI ENGKAU Maha Mengetahui, jika seluruh dunia ini ada yang memintanya dariku niscaya akan kuberikan seluruhnya… Duhai betapa aku cinta kepada-MU, maka mudahkanlah aku dari musibah yang menimpaku ini, relakan aku atas qadha’-MU, sungguh aku tak peduli dengan yang lain wahai Kekasih, selain cinta-MU pada-KU…”

Lalu ia terus shalat dan berdoa sampai Shubuh, lalu ketika hampir Shubuh ia berdoa lagi: “ILAHI, shubuh telah tiba, dan orang-orang telah mulai bangun untuk mencari rizqi-MU, dan tiap mereka berhajat kepada-MU… Adapun hajat Amir kepada-MU hanyalah ampunan-MU… Ya ALLAH, kabulkanlah hajatku dan hajat mereka… ILAHI hanya satu hajatku yang KAU tolak, yaitu agar KAU lepaskan rasa kantuk dariku siang dan malam selamanya, agar aku dapat beribadah kepada-MU sebagaimana cintaku kepada-MU…”

Ia adalah benar-benar bagaikan ‘Ubbadun bil Lail wa Fursanun bin Nahar… (Ahli Ibadah di malam hari karena banyaknya beribadah dan menangis dan penunggang kuda di siang hari sebab selalu terdepan di medan jihad). Ia selalu berpesan pada teman-temannya di medan jihad: “Aku minta pada kalian 3 permintaan dan jangan kalian tolak, pertama aku ingin menjadi pelayan kalian yang menyediakan semua kebutuhan kalian, kedua aku ingin terus menjadi mu’azzin kalian setiap waktu shalat, dan ketiga aku ingin menafkahi semua kebutuhan kalian dengan uangku semampuku.”

Ketika kaum muslimin berhasil mengalahkan kerajaan Persia maka berlimpahlah berbagai harta yang tak ternilai seperti mahkota-mahkota dan perhiasan dari emas dan berlian yang sangat indah dan mahal ke tangan kaum muslimin yang sangat miskin saat itu. Amir bin AbduLLAH adalah orang pertama yang berhasil membuka gudang penyimpanan harta Maharaja Persia, lalu dibawanya semua itu kepada panglimanya Qa’qa bin Amru sambil berkata: “Inilah semua simpanan kekayaan raja-raja Persia yang terbaik.” Maka Qa’qa memandangnya seakan tak percaya, maka kata Amir : “Demi ALLAH, semuanya ini tak berharga bagiku walaupun seujung kukuku ini.”

Walaupun ia adalah seorang mujahid yang selalu bertempur melawan berbagai pasukan kuffar, tetapi ia sangat pengasih dan penyantun. Pernah suatu ketika ia melihat seorang Ahlu Dzimmah (orang kafir yang tunduk pada peraturan negara Islam) yang dianiaya, maka ditamparnya orang yang menganiaya itu, sehingga iapun dikeroyok beramai-ramai dan dicekik lehernya, sambil terengah-engah menahan mereka ia berkata: “WALLAHI! Jangan sekali-kali berani mengusik Dzimmah ar-Rasul selama aku masih hidup…”

Sebagai seorang yang sangat zuhud ia senantiasa berpesan agar jangan sekali-kali mendekati pintu para penguasa, karena hal itu ia difitnah oleh para penjilat penguasa sehingga mengakibatkannya diusir oleh khalifah agar ia pindah ke Syam (sekarang Suriah dan Yordania). Sekalipun demikian ia tidak pernah marah, bahkan ia selalu berdoa: “ALLAHumma, siapapun yang telah mendustakan aku dan menyebabkan keluarnya aku dari kota ini dan memisahkanku dari sahabat-sahabatku telah kumaafkan. Maka berilah mereka ‘afiah (keselamatan) di dunia dan akhirat mereka, dan matikanlah kami dalam ampunan, rahmat dan ‘afwah-MU…”

Ia sering menangis tiba-tiba, sambil mengulang kata-katanya: “Aku takut akan menyesal, pada hari dimana tidak berguna lagi harta dan anak-anak, kecuali orang yang datang kepada ALLAH dengan hati yang selamat…”
Amir bin AbduLLAH at-Tamimi wafat di bumi kiblat pertama kaum muslimin Palestina. Ketika akan wafat ia berkata sambil berlinangan airmata: “Alangkah panjangnya jalan dan alangkah sedikitnya bekal…” Semoga ALLAH SWT merahmatinya, amiin…

Disarikan dari kitab : SUAR MIN HAYATI TABI’IN (DR AbduRRAHMAN Rif’at Basya)

18.53

Intisari Surat An Naziaat: Malaikat-malaikat Pencabut Nyawa

Oleh : Dr. Amir Faishol Fath

Disebut dengan An Naziaat, karena dimulai dengan ungkapan tersebut, artinya para malaikat yang mencabut nyawa anak-anak Adam. Adapun hubungan surat An Naziaat dengan surat An Naba’ sebelumnya adalah kesamaan tema di mana masing-masing sama-sama menegaskan akan terjadinya hari kebangkitan (Kiamat) sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Ringkasan surat An Naziaat sebagai berikut:

1. (ayat:1-5) Pembukaan, di dalamnya Allah bersumpah dengan: (a) Malaikat yang mencabut ruh orang-orang kafir dengan keras, membuat orang-orang kafir itu tersiksa dan merasa sakit. (b) Malaikat yang mencabut nyawa orang-orang mukmin dengan lembut (c) Malaikat yang turun dari langit dengan cepat mendahului ruh-ruh orang mukmin menuju surga(d) Malaikat yang mengatur segala sesuatu untuk memenuhi kebutuhan penduduk bumi.

2. (ayat: 6-14) Allah menegaskan dengan sumpahnya bahwa Hari Kiamat pasti terjadi, dibuka dengan tiupan sangkakala, dan pada saat itu orang-orang kafir ketakutan, mereka menyesal mengapa selama di dunia tidak mentaati Allah. Mereka merasa rugi, telah membuang-buang waktu dalam pekerjaan tidak ada gunanya.

3. (ayat: 15-26) Allah menghibur Rasulullah dengan kisah Nabi Musa saat menghadapi Firaun. Supaya hatinya tidak sedih ketika melihat orang-orang Kafir Makkah tidak beriman dan mendustakan risalahnya. Pada kesempatan ini seakan Allah berfirman: Wahai Muhammad bukan hanya kamu yang ditolak dan dilawan oleh orang-orang kafir, Musa dulu juga pernah dilawan oleh Fir’aun. Dan Fir’aun perlawanannya lebih sadis lagi, karena tingkat kekafirannya telah mencapai puncak, perhatikan ia berkata ” Aku Tuhanmu yang paling tinggi”. Kisah ini juga bekal bagi para penerus perjuangan Rasulullah di setiap tempat dan zaman, sehingga ia tidak merasa sedih saat menghadapi tantangan.

4. (ayat: 27-33) Allah menyebutkan bukti-bukti kekuasaannya, agar tidak muncul lagi pribadi seperti Fir’aun yang mengingkari kebenaran. Dalam hal ini Allah menantang: buktikan mana lebih sulit menciptakan langit atau menciptakan kamu? Siapa yang mengangkat langit seluas ini tanpa tiang? Siapa yang mendatangkan malam dan siang? Seandainya semuanya malam apa yang akan terjadi pada kamu? Begitu juga sebaliknya? Siapa yang membuat bumi menghampar? Membuat gunung sebagai pasak sehingga bumi ini tegak dengan seimbang? Memancarkan air dan lain sebagainya? Siapa? Ayo jawab kamu atau Aku? Masihkah kau akan sombong? Merasa bisa segalanya. Lalu tidak mau beriman kapadaKu? Masihkah tidak percaya atas kemampuanku untuk membangkitkan kamu kembali setelah mati?

5. (ayat: 34-41) Allah menggambarkan bagaimana keadaan manusia pada saat Hari Kiamat tiba: Pada waktu itu manusia mulai mengingat masa lalunya ketika api neraka benar-benat ditampakkan didepan hidungnya. Masing-masing mulai siap-siap mempertanggungjawabkan sekecil apapun yang pernah ia lakukan selama di dunia. Sebab ternyata semua amal terdaftar secara rapi. Tidak ada amal sekecil atom atau lebih kecil lagi (baca: dzarrah) yang terlewatkan. Lalu Allah membagi manusia dua golongan: (a) golongan orang-orang yang dulunya tidak mau ikut ajaran Allah, tunduk pada hawa nafsu dan kepentingan dunia, mereka itu ahli neraka Jahim (b) golongan orang-orang yang dulunya taat kepada Allah dan menahan hawa nafsunya dari perbuatan maksiat, mereka itu penduduk surga.

6. (ayat: 42-46) Allah menutup surat ini dengan kisah perbuatan orang kafir Makkah yang mengejek Rasulullah dengan bertanya-tanya kapan Muhammad Hari kiamat yang kau janjikan akan terjadi? (Mirip dengan pembukaan surat An Naba’). Tapi Allah segera mengajarkan Rasulullah: wahai Muhammad itu bukan tugasmu menjawab mengenai waktu Kiamat, karena hanya Aku yang tahu. Tugasmu hanya menyampaikan risalah dan ajaran dariKu supaya mereka tahu bahwa Kiamat pasti dan pasti terjadi dalam sekejap dan dalam waktu yang sangat singkat, seperti perubahan dari waktu siang ke malam hari. []

18.43

Indahnya Malam Pertama

Satu hal sebagai bahan renungan kita...
Tuk merenungkan indahnya malam pertama
Tapi bukan malam penuh kenikmatan duniawiah semata
Bukan malam pertama masuk ke peraduan Adam dan Hawa

Justeru malam pertama perkawinan kita dengan Sang Mauuut
Sebuah malam yang meninggalkan isak tangis sanak saudara
Hari itu...mempelai sangat dimanjakan Mandipun...harus dimandikan

Seluruh badan kita terbuka....
Tak ada sehelai benangpun menutupinya..
Tak ada sedikitpun rasa malu...
Seluruh badan digosok dan dibersihkan
Kotoran dari lubang hidung dan anus dikeluarkan

Bahkan lubang ? lubang itupun ditutupi kapas putih...
Itulah sosok kita....Itulah jasad kita waktu itu

Setelah dimandikan...,
Kitapun kan dipakaikan gaun cantik berwarna putih

Kain itu ...jarang orang memakainya..
Karena bermerk sangat terkenal bernama Kafan
Wewangian ditaburkan ke baju kita...
Bagian kepala..,badan..., dan kaki diikatkan

Tataplah....tataplah...itulah wajah kitaKeranda pelaminan... langsung disiapkan
Pengantin bersanding sendirian...
Mempelai di arak keliling kampung bertandukan tetangga

Menuju istana keabadian sebagai simbol asal usul kita
Diiringi langkah gontai seluruh keluarga
Serta rasa haru para handai taulan

Gamelan syahdu bersyairkan adzan dan kalimah kudus
Akad nikahnya bacaan talkin...
Berwalikan liang lahat..

Saksi - saksinya nisan-nisan..yang tlah tiba duluan
Siraman air mawar..pengantar akhir kerinduandan akhirnya.....
Tiba masa pengantin..
Menunggu dan ditinggal sendirian...
Tuk mempertanggungjawabkan seluruh langkah kehidupan

Malam pertama bersama KEKASIH..
Ditemani rayap - rayap dan cacing tanah
Di kamar bertilamkan tanah..Dan ketika 7 langkah tlah pergi....

Kitapun kan ditanyai oleh sang Malaikat...
Kita tak tahu apakah akan memperoleh Nikmat Kubur...
Ataukah kita kan memperoleh Siksa Kubur.....
Kita tak tahu...dan tak seorangpun yang tahu....

Tapi anehnya kita tak pernah galau ketakutan....
Padahal nikmat atau siksa yang kan kita terima
Kita sungkan sekalimeneteskan air mata...
Seolah barang berharga yang sangat mahal...
Dan Dia Kekasih itu..

Menetapkanmu ke syurga..
Atau melemparkan dirimu ke neraka..
Tentunya kita berharap menjadi ahli syurga...
Tapi....tapi ....sudah pantaskah sikap kita selama ini...
Untuk disebut sebagai ahli syurga ?????????

Wahai Sahabat...mohon maaf...jika malam itu aku tak menemanimuBukan aku tak setia...
Bukan aku berkhianat....
Tapi itulah komitmen azali tentang hidup dan kehidupan
Rasa sayangku padamu lebih dari apa yang kau duga
Aku berdo'a...semoga kita bisa chusnul chotimah sehingga jadi ahli syurga.

Amien....

18.36

Hudzaifah Ibnul Yaman: Sang Intelijen Rasulullah

Hudzaifah.org - Rasulullah saw. menilai dalam pribadi Hudzaifah Ibnul Yaman terdapat tiga keistimewaan yang menonjol. Pertama, cerdas, sehingga dia dapat meloloskan diri dalam situasi yang serba sulit. Kedua, cepat tanggap, berpikir cepat, tepat dan jitu, yang dapat dilakukannya setiap diperlukan. Ketiga, cermat memegang rahasia, dan berdisplin tinggi, sehingga tidak seorang pun dapat mengorek yang dirahasiakannya.

Sudah menjadi salah satu kebijaksanaan Rasulullah, berusaha menyingkap keistimewaan para sahabatnya dan menyalurkannya sesuai dengan bakat dan kesanggupan yang terpendam dalam pribadi masing-masing mereka. Yakni, menempatkan seseorang pada tempat yang selaras.

Kesulitan terbesar yang dihadapi kaum muslimin di Madinah ialah kehadiran kaum Yahudi munafik dan sekutu mereka, yang selalu membuat isu-isu dan muslihat jahat, yang selalu dilancarkan mereka terhadap Rasulullah dan para sahabat. Untuk menghadapi kesulitan ini, Rasulullah mempercayakan suatu yang sangat rahasia kepada Hudzaifah Ibnul Yaman, dengan memberikan daftar nama orang munafik itu kepadanya. Itulah suatu rahasia yang tidak pernah bocor kepada siapa pun hingga sekarang, baik kepada para sahabat yang lain atau kepada siapa saja.

Dengan mempercayakan hal yang sangat rahasia itu, Rasulullah menugaskan Hudzaifah memonitor setiap gerak-gerik dan kegiatan mereka, untuk mencegah bahaya yang mungkin dilontarkan mereka terhadap Islam dan kaum muslimin. Karena inilah, Hudzaifah Ibnul Yaman digelari oleh para sahabat dengan Shaahibu Sirri Rasulullah (Pemegang Rahasia Rasulullah). Suatu ketika, Rasulullah memerintahkan Hudzaifah melaksanakan suatu tugas yang amat berbahaya, dan membutuhkan keterampilan luar biasa untuk mengatasinya. Karena itulah, beliau memilih orang yang cerdas, tanggap, dan berdisiplin tinggi.

Peristiwa itu terjadi pada puncak peperangan Khandaq. Kaum muslimin telah lama dikepung rapat oleh musuh, sehingga mereka merasakan ujian yang berat, menahan penderitaan yang hampir tidak tertangguhkan, serta kesulitan-kesulitan yang tidak teratasi. Semakin hari situasi semakin gawat, sehingga menggoyahkan hati yang lemah. Bahkan, menjadikan sementara kaum muslimin berprasangka yang tidak wajar terhadap Allah SWT.

Namun begitu, pada saat kaum muslimin mengalami ujian berat dan menentukan itu, kaum Quraisy dan sekutunya yang terdiri dari orang-orang musyrik tidak lebih baik keadaannya daripada yang dialami kaum muslimin. Karena murka-Nya, Allah menimpakan bencana kepada mereka dan melemahkan kekuatannya. Allah meniupkan angin topan yang amat dahsyat, sehingga menerbangkan kemah-kemah mereka, membalikkan periuk, kuali, dan belanga, memadamkan api, menyiramkan muka mereka dengan pasir dan menutup mata dan hidung mereka dengan tanah.

Pada situasi genting dalam sejarah setiap peperangan, pihak yang kalah ialah yang lebih dahulu mengeluh dan pihak yang menang ialah yang dapat bertahan menguasai diri melebihi lawannya. Dalam detik-detik seperti itu, amat diperlukan informasi secepatnya mengenai kondisi musuh, untuk menetapkan penilaian dan landasan dalam mengambil putusan melalui musyawarah. Ketika itulah Rasulullah membutuhkan keterampilan Hudzaifah Ibnul Yaman untuk mendapatkan info-info yang tepat dan pasti. Maka, beliau memutuskan untuk mengutus Hudzaifah ke jantung pertahanan musuh, dalam kegelapan malam yang hitam pekat. Marilah kita dengarkan dia bercerita, bagaimana dia melaksanakan tugas maut tersebut. Hudzaifah berkata, "Malam itu kami (tentara muslimin) duduk berbaris, Abu Sufyan dengan dua baris pasukannya kaum musyrikin Mekah mengepung kami sebelah atas. Orang-orang Yahudi Bani Quraizhah berada di sebelah bawah. Yang kami khawatirkan ialah serangan mereka terhadap para wanita dan anak-anak kami. Malam sangat gelap. Belum pernah kami alamigelap malam yang sepekat itu, sehingga tidak dapat melihat anak jari sendiri.

Angin bertiup sangat kencang, sehingga desirannya menimbulkan suara bising yang memekakkan. Orang-orang lemah iman, dan orang-orang munafik minta izin pulang kepada Rasulullah, dengan alasan rumah mereka tidak terkunci. Padahal, sebenarnya rumah mereka terkunci. Setiap orang yang minta izin pulang diberi izin oleh Rasulullah, tidak ada yang dilarang atau ditahan beliau. Semuanya keluar dengan sembunyi-sembunyi, sehingga kami yang tetap bertahan hanya tinggal 300 orang.

Rasulullah berdiri dan berjalan memeriksa kami satu per satu. Setelah beliau sampai didekatku, aku sedang meringkuk kedinginan. Tidak ada yang melindungi tubuhku dari udara dingin yang menusuk-nusuk, selain sehelai sarung butut kepunyaan istriku, yang hanya dapat menutupi hingga lutut. Beliau mendekatiku yang sedang menggigil, seraya bertanya,"siapa ini!" "Hudzaifah!" jawabku. "Hudzaifah!” tanya Rasulullah minta kepastian. “Aku merapat ke tanah, sulit berdirikarena sangat lapar dan dingin.” "Betul, ya Rasulullah!" jawabku. "Ada beberapa peristiwa yang dialami musuh. Pergilah engkau ke sana dengan sembunyi-sembunyi untuk mendapatkan data-data yang pasti, dan laporkan kepadaku segera…!" kata beliau memerintah. Aku bangun dengan ketakutan dan kedinginan yang sangat menusuk. Maka, Rasulullah berdoa, "Wahai Allah! lindungilah dia, dari hadapan, dari belakang, kanan, kiri, atas, dan dari bawah." Demi Allah! sesudah Rasulullah saw. selesai berdoa, ketakutan yang menghantui dalam dadaku dan kedinginan yang menusuk-nusuk tubuhku hilang seketika, sehingga aku merasa segar dan perkasa.

Tatkala aku memalingkan diriku dari Rasulullah, beliau memanggilku dan berkata, "Hai, Hudzaifah! sekali-kali jangan melakukan tindakan yang mencurigakan mereka sampai tugasmu selesai, dan kembali kepadaku!" Jawabku, "Saya siap, ya Rasulullah!" Lalu, aku pergi dengan sembunyi-sembunyi dan hati-hati sekali, dalam kegelapan malam yang hitam kelam. Aku berhasil menyusup ke jantung pertahanan musuh dengan berlagak seolah-olah aku anggota pasukan mereka. Belum lama aku berada di tengah-tengah mereka, tiba-tiba terdengar Abu Sufyan memberi komando. Ia berkata, "Hai, pasukan Quraisy! dengarkan aku berbicara kepada kamu sekalian. Aku sangat khawatir, hendaknya pembicaraanku ini jangan sampai terdengar oleh Muhammad. Karena itu, telitilah lebih dahulu setiap orang yang berada di samping kalian masing-masing!" Mendengar ucapan Abu Sufyan, aku segera memegang tangan orang yang di sampingku seraya bertanya, "Siapa kamu?" Jawabnya, "Aku si Anu, anak si Anu!" Sesudah dirasanya aman, Abu Sufyan melanjutkan bicaranya, "Hai, pasukan Quraisy! demi Tuhan! Sesungguhnya kita tidak dapat bertahan di sini lebih lama lagi. Hewan-hewan kendaraan kita telah banyak yang mati.

Bani Quraizhah berkhianat meninggalkan kita. Angin topan menyerang kita dengan ganas seperti kalian rasakan. Karena itu, berangkatlah kalian sekarang dan tinggalkan tempat ini. Sesungguhnya aku sendiri akan berangkat." Selesai berkata demikian, Abu Sufyan kemudian mendekati untanya, melepaskan tali penambat, lalu dinaiki dan dipukulnya. Unta itu bangun dan Abu Sufyan langsung berangkat. Seandainya Rasulullah tidak melarangku melakukan suatu tindakan di luar perintah sebelum datang melapor kepada beliau, sungguh telah kubunuh Abu Sufyan dengan pedangku. Aku kembali ke pos komando menemui Rasulullah. Kudapati beliau sedang salat di tikar kulit, milik salah seorang istrinya.

Tatkala beliau melihatku, didekatkannya kakinya kepadaku dan diulurkannya ujung tikar menyuruhku duduk di dekatnya. Lalu, kulaporkan kepada beliau segala kejadian yang kulihat dan kudengar. Beliau sangat senang dan bersuka hati, serta mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT. Hudzaifah Ibnul Yaman sangat cermat dan teguh memegang segala rahasia mengenai orang-orang munafik selama hidupnya, sampai kepada seorang khalifah sekalipun yang mencoba mengorek rahasia tetap ia tidak mau membocorkannya. Sampai-sampai khalifah Umar bin Khathtab r.a. ada orang muslim yang meninggal, dia bertanya, "Apakah Hudzaifah turut menyalatkan jenazah orang itu ?" Jika mereka menjawab, "Ada," beliau turut menyalatkannya.

Dicuplik dari: Kepahlawanan Generasi Sahabat Rasulullah, Abdulrahman Ra'fat Basya

21.45

Mantan Anggota Dewan Jualan Ikan

Meskipun masa baktinya sebagai anggota dewan telah usai, tidak berarti pengabdiannya pada masyarakat dan negara berhenti. Ia membuka warung ikan bakar kecil yang terletak di pinggir sawah.

PK-Sejahtera Online: Pati - Sejak bergulirnya reformasi, peran DPR/DPRD sebagai lembaga pengawas pemerintah diakui relatif lebih baik dijalankan. Namun sayangnya pada saat yang sama, kebrobrokan moral anggota dewan justru membuat masyarakat apatis akan adanya perbaikan kehidupan demokrasi di Indonesia.

Rasanya tidak berlebihan jika dikatakan bahwa Kolusi, Korupsi & Nepotisme (KKN) telah mendarah daging dalam tubuh para anggota dewan yang terhormat. Jumlah kekayaan mereka meningkat pesat setelah menjabat sebagai anggota dewan. Selain berbagai fasilitas dan tunjangan dinas yang menggiurkan, pendapatan tidak resmi dari legal sampai illegal seperti proyek-proyek negara juga turut menggelembungan pundi-pundi kekayaan anggota dewan.

Setidaknya begitulah kesan yang saya tangkap dari pemberitaan media selama ini, sampai akhirnya saya mendapatkan kesempatan liburan ke tanah air pekan lalu. Ternyata penilaian saya bahwa penyakit moral semua anggota dewan sudah kronis tidak sepenuhnya benar. Adalah Ir. Kuntoyo, seorang anggota DPRD periode 2004 - 2009 kabupaten kota Pati yang telah membuka mata saya tentang fakta ini. Ia telah mengajarkan kepada saya tentang makna sebuah pengabdian.

Pertama berjumpa, pasti anda tidak akan menyangka bahwa pria berkacamata ini adalah bekas seorang anggota DPRD. Dalam keseharian, penampilannya sangat sederhana. Hanya mengenakan topi, kaos pendek dan celana panjang serta bersandal jepit. Tidak ada rumah ataupun mobil mewah yang ia sanggup beli dari penghasilannya sebagai anggota dewan. Singkat kata, setelah menjabat 5 tahun sebagai anggota DPRD dari F-PKS tidak tampak sedikitnya kemewahan melekat padanya.

Saat dijumpai di warung ikan bakarnya, ayah dari 8 anak ini, terlihat akrab berbincang dengan para pelanggan. Dibantu dua orang pegawainya, ia menyiapkan sendiri pesanan pelanggan dengan tanpa rasa canggung.Dari gaya bicara dan kualitas obrolannya barulah kita bisa mengenal siapa sebenarnya sosok seorang Kuntoyo ini. Pria lulusan Teknik Mesin UNDIP tahun 1989 ini memang memiliki idealisme dan semangat yang tidak pernah padam. Dengan segala keterbatasan, ia bercita-cita untuk mencerdaskan masyarakat kelas bawah terutama petani yang selama ini terpinggirkan hak-haknya.

Meskipun masa baktinya sebagai anggota dewan telah usai, tidak berarti pengabdiannya pada masyarakat dan negara berhenti. Kini ia membina berbagai UKM seperti kelompok tani dan masyarakat perikanan di wilayah kabupaten Pati. Semua itu dilakukan secara suka rela tanpa upah sepeserpun. Untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, ia membuka warung ikan bakar kecil yang terletak di pinggir sawah.

Sampai saat ini tidak sedikit petani binaannya yang telah sukses. Meskipun begitu hal ini tidak lantas membuatnya membanggakan diri. Ketika didesak kenapa ia tidak terjun langsung menjalannya usaha seperti para binaannya, dengan rendah hati ia menjawab,”Saya hanya bisa memberikan ide dan memberikan motivasi, tetapi tidak punya kemampuan untuk merealisasikan”.

Seandainya saja sebagian besar anggota legislatif, yang bertugas membuat Undang-Undang dan mengawasi jalannya pemerintahan, memiliki ketulusan dan kejujuran seperti bapak Kuntoyo, tentunya tidak akan kita akan dengar lagi kasus suap ataupun kisah perselingkungan dalam lingkungan dewan yang terhormat. Praktek dagang sapi demi kepentingan kelompok pun dapat dihindarkan. Serta Undang – Undang yang memihak dan melindungi rakyat bisa dirumuskan dan disyahkan.

Sehingga pada akhirnya, kesan DPR/DPRD sebagai salah satu lembaga terkorup dapat dihilangkan dan dengan sendirinya partisipasi rakyat dalam pesta demokrasi mendatang akan meningkat.

Priyanto, Mahasiswa S3, Universität Duisburg-Essen

21.33

Kisah Wanita Tua yang hanya Bicara dengan Ayat Al Qur'an


Diceritakan oleh Abdullah bin Mubarak Rahimahullahu Ta’ala (seorang ulama Tabi’in yang tersohor pada masa Keemasan Islam):

Saya berangkat menunaikan Haji ke Baitullah Al-Haram, lalu berziarah ke makam Rasulullah SAW. Ketika saya berada disuatu sudut jalan, tiba-tiba saya melihat sesosok tubuh berpakaian yang dibuat dari bulu. Ia adalah seorang ibu yang sudah tua. Saya berhenti sejenak seraya mengucapkan salam untuknya. Terjadilah dialog dengannya beberapa saat.

(Dalam dialog tersebut wanita tua itu , setiap kali menjawab pertanyaan Abdulah bin Mubarak, dijawab dengan menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an. Walaupun jawabannya tidak tepat sekali, akan tetapi cukup memuaskan, karena tidak terlepas dari konteks pertanyaan yang diajukan ke-padanya.)
Abdullah : “Assalamu’alaikum warahma wabarakaatuh. “
Wanita tua : “Salaamun qoulan min robbi rohiim.” (QS. Yaasin : 58) (artinya: “Salam sebagai ucapan dari Tuhan Maha Kasih”)
Abdullah : “Semoga Allah merahmati anda, mengapa anda berada di tempat ini?”
Wanita tua : “Wa man yudhlilillahu fa la hadiyalahu.” (QS : Al-A’raf : 186 )(”Barang siapa disesatkan Allah, maka tiada petunjuk baginya”).
Dengan jawaban ini, maka tahulah saya, bahwa ia tersesat jalan.
Abdullah : “Kemana anda hendak pergi?”
Wanita tua : “Subhanalladzi asra bi ‘abdihi lailan minal masjidil haraamiilal masjidil aqsa.” (QS. Al-Isra’ : 1) (”Maha suci Allah yang telah menjalankan hambanya di waktu malam dari masjid haram ke masjid aqsa”)
Dengan jawaban ini saya jadi mengerti bahwa ia sedang mengerjakan haji dan hendak menuju ke masjidil Aqsa.
Abdullah : “Sudah berapa lama anda berada di sini?”
Wanita tua : “Tsalatsa layaalin sawiyya” (QS. Maryam : 10) (”Selama tiga malam dalam keadaan sehat”)
Abdullah : “Apa yang anda makan selama dalam perjalanan?”
Wanita tua : “Huwa yut’imuni wa yasqiin.” (QS. As-syu’ara’ : 79) (”Dialah pemberi aku makan dan minum”)
Abdullah : “Dengan apa anda melakukan wudhu?”
Wanita tua : “Fa in lam tajidu maa-an fatayammamu sha’idan thoyyiban” (QS.Al-Maidah : 6) (”Bila tidak ada air bertayamum dengan tanah yang bersih”)
Abdulah : “Saya mempunyai sedikit makanan, apakah anda mau menikmatinya ?“
Wanita tua : “Tsumma atimmus shiyaama ilallaiil.” (QS. Al-Baqarah : 187) (”Kemudian sempurnakanlah puasamu sampai malam”)
Abdullah : “Sekarang bukan bulan Ramadhan, mengapa anda berpuasa?”
Wanita tua : “Wa man tathawwa’a khairon fa innallaaha syaakirun ‘aliim.”(QS. Al-Baqarah : 158) (”Barang siapa melakukan sunnah lebih baik”)
Abdullah : “Bukankah diperbolehkan berbuka ketika musafir?”
Wanita tua : “Wa an tashuumuu khoirun lakum in kuntum ta’lamuun.” (QS. Al-Baqarah : 184) (”Dan jika kamu puasa itu lebih utama, jika kamu mengetahui”)
Abdullah : “Mengapa anda tidak menjawab sesuai dengan pertanyaan saya?”
Wanita tua : “Maa yalfidhu min qoulin illa ladaihi roqiibun ‘atiid.” (QS. Qaf : 18) (”Tiada satu ucapan yang diucapkan, kecuali padanya ada Raqib Atid”)
Abdullah : “Anda termasuk jenis manusia yang manakah, hingga bersikap seperti itu?”
Wanita tua : “Wa la taqfu ma laisa bihi ilmun. Inna sam’a wal bashoro wal fuaada, kullu ulaaika kaana ‘anhu mas’ula.” (QS. Al-Isra’ : 36) (”Jangan kamu ikuti apa yang tidak kamu ketahui, karena pendengaran, penglihatan dan hati, semua akan dipertanggung jawabkan”)
Abdullah : “Saya telah berbuat salah, maafkan saya.”Wanita tua : “Laa tastriiba ‘alaikumul yauum, yaghfirullahu lakum.” (QS.Yusuf : 92) (”Pada hari ini tidak ada cercaan untuk kamu, Allah telah mengampuni kamu”)
Abdullah : “Bolehkah saya mengangkatmu untuk naik ke atas untaku ini untuk melanjutkan perjalanan, karena anda akan menjumpai kafilah yang di depan.”
Wanita tua : “Wa maa taf’alu min khoirin ya’lamhullah. ” (QS Al-Baqoroh : 197) (”Barangsiapa mengerjakan suatu kebaikan, Allah mengetahuinya” )
Lalu wanita tua ini berpaling dari untaku, sambil berkata :
Wanita tua : “Qul lil mu’miniina yaghdudhu min abshoorihim. ” (QS. An-Nur : 30)(”Katakanlah pada orang-orang mukminin tundukkan pandangan mereka”)
Maka saya pun memejamkan pandangan saya, sambil mempersilahkan ia mengendarai untaku. Tetapi tiba-tiba terdengar sobekan pakaiannya, karena unta itu terlalu tinggi baginya. Wanita itu berucap lagi.
Wanita tua : “Wa maa ashobakum min mushibatin fa bimaa kasabat aidiikum.”(QS. Asy-Syura’ 30) (”Apa saja yang menimpa kamu disebabkan perbuatanmu sendiri”)
Abdullah : “Sabarlah sebentar, saya akan mengikatnya terlebih dahulu.”
Wanita tua : “Fa fahhamnaaha sulaiman.” (QS. Anbiya’ 79) (”Maka kami telah memberi pemahaman pada nabi Sulaiman”)
Selesai mengikat unta itu sayapun mempersilahkan wanita tua itu naik.
Abdullah : “Silahkan naik sekarang.”
Wanita tua : “Subhaanalladzi sakhkhoro lana hadza wa ma kunna lahu muqriniin, wa inna ila robbinaa munqolibuun. ” (QS. Az-Zukhruf: 13-14) (”Maha suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini pada kami sebelumnya tidak mampu menguasainya. Sesungguhnya kami akan kembali pada tuhan kami”)
Saya pun segera memegang tali unta itu dan melarikannya dengan sangat kencang. Wanita tua itu berkata lagi.
Wanita tua : “Waqshid fi masyika waghdud min shoutik” (QS. Lukman : 19) (”Sederhanakan jalanmu dan lunakkanlah suaramu”)
Lalu jalannya unta itu saya perlambat, sambil mendendangkan beberapa syair,Wanita tua itu berucap.
Wanita tua : “Faqraa-u maa tayassara minal qur’aan” (QS. Al- Muzammil : 20) (”Bacalah apa-apa yang mudah dari Al-Qur’an”)
Abdullah : “Sungguh anda telah diberi kebaikan yang banyak.”
Wanita tua : “Wa maa yadzdzakkaru illa uulul albaab.” (QS Al-Baqoroh : 269) (”Dan tidaklah mengingat Allah itu kecuali orang yang berilmu”)
Dalam perjalanan itu saya bertanya kepadanya.
Abdullah : “Apakah anda mempunyai suami?”
Wanita tua : “Laa tas-alu ‘an asy ya-a in tubda lakum tasu’kum” (QS. Al-Maidah : 101) (”Jangan kamu menanyakan sesuatu, jika itu akan menyusahkanmu” )
Ketika berjumpa dengan kafilah di depan kami, saya bertanya kepadanya.
Abdullah : “Adakah orang anda berada dalam kafilah itu?”Wanita tua : “Al-maalu wal banuuna zinatul hayatid dunya.” (QS. Al-Kahfi : 46) (”Adapun harta dan anak-anak adalah perhiasan hidup di dunia”)Baru saya mengerti bahwa ia juga mempunyai anak.
Abdullah : “Bagaimana keadaan mereka dalam perjalanan ini?”
Wanita tua : “Wa alaamatin wabin najmi hum yahtaduun” (QS. An-Nahl : 16) (”Dengan tanda bintang-bintang mereka mengetahui petunjuk”)Dari jawaban ini dapat saya fahami bahwa mereka datang mengerjakan ibadah haji mengikuti beberapa petunjuk. Kemudian bersama wanita tua ini saya menuju perkemahan.
Abdullah : “Adakah orang yang akan kenal atau keluarga dalam kemah ini?”
Wanita tua : “Wattakhodzallahu ibrohima khalilan” (QS. An-Nisa’ : 125) (”Kami jadikan Ibrahim itu sebagai yang dikasihi”) “Wakallamahu musa takliima” (QS. An-Nisa’ : 146) (”Dan Allah berkata-kata kepada Musa”) “Ya yahya khudil kitaaba biquwwah” (QS. Maryam : 12) (”Wahai Yahya pelajarilah alkitab itu sungguh-sungguh” )Lalu saya memanggil nama-nama, ya Ibrahim, ya Musa, ya Yahya, maka keluarlah anak-anak muda yang bernama tersebut. Wajah mereka tampan dan ceria, sepertibulan yang baru muncul. Setelah tiga anak ini datang dan duduk dengan tenang maka berkatalah wanita itu.
Wanita tua : “Fab’atsu ahadaku bi warikikum hadzihi ilal madiinati falyandzur ayyuha azkaa tho’aaman fal ya’tikum bi rizkin minhu.” (QS. Al-Kahfi : 19)(”Maka suruhlah salah seorang dari kamu pergi ke kota dengan membawa uang perak ini, dan carilah makanan yang lebih baik agar ia membawa makanan itu untukmu”)
Maka salah seorang dari tiga anak ini pergi untuk membeli makanan, lalu menghidangkan di hadapanku, lalu perempuan tua itu berkata :
Wanita tua : “Kuluu wasyrobuu hanii’an bima aslaftum fil ayyamil kholiyah” (QS. Al-Haqqah : 24) (”Makan dan minumlah kamu dengan sedap, sebab amal-amal yang telah kamu kerjakan di hari-hari yang telah lalu”)
Abdullah : “Makanlah kalian semuanya makanan ini. Aku belum akan memakannya sebelum kalian mengatakan padaku siapakah perempuan ini sebenarnya.”Ketiga anak muda ini secara serempak berkata :“Beliau adalah orang tua kami. Selama empat puluh tahun beliau hanya berbicara mempergunakan ayat-ayat Al-Qur’an, hanya karena khawatir salah bicara.”Maha suci zat yang maha kuasa terhadap sesuatu yang dikehendakinya.
Akhirnya saya pun berucap :“Fadhluhu yu’tihi man yasyaa’ Wallaahu dzul fadhlil adhiim.” (QS. Al-Hadid :21) (”Karunia Allah yang diberikan kepada orang yang dikehendakinya, Allah adalah pemberi karunia yang besar”).Wallahu a’lamu bishowab.
Sumber: Kitab Misi Suci Para Sufi karangan Sayyid Abubakar bin Muhammad Syatha, hal. 161-168 (Situs Al-Muhajir)

21.26

PKS: Ada Modus Kriminalisasi Perdata


Tim Advokasi Partai Keadilan Sejahtera mengatakan kasus Misbakhun adalah murni perkara perdata antara Bank Mutiara (dulu Bank Century) dan PT Selalang Prima Internasional.
Salah seorang tim advokasi, Mabruri, menyatakan hal itu dalam pesan singkat kepada wartawan, Senin (12/4).Dijelaskannya, Muhammad Misbakhun pemilik PT Selalang Prima Internasional (SPI) tak bisa membayar L/C US$ 22,5 juta ke Bank Century. Namun, belakangan Bank Mutiara (dulu Bank Century-Red) dan PT SPI sepakat melakukan restrukturisasi L/C.
Bank Mutiara akhirnya memutuskan menerima permintaan PT SPI untuk melakukan restrukturisasi L/C senilai US$ 22,5 juta."Tapi ada modus kriminalisasi perdata yang banyak terungkap belakangan ini dan komisi III memang sudah menciumnya sebagai permasalahan dalam institusi penegak hukum yang akan diusut dalam masa sidang ini," jelas Mabruri.
Sebagian kalangan melihat bahwa kasus perusahaan milik salah seorang inisiator Hak Angket Bank Century ini seharusnya dilaporkan sendiri oleh Bank Mutiara dan menjadi perkara perdata, bukan malah diintervensi oleh orang di luar permasalahan, yaitu Staf Khusus Presiden, Andi Arief atau pemerintah. (sumber: rakyatmerdeka.co.id)
Misbakhun Dibidik karena Inisiator CenturyPartai Keadilan Sejahtera (PKS) tidak akan membentuk tim khusus untuk membela kadernya, M Misbakhun yang tersandung kasus dokumen pendukung letter of credit (L/C) yang diduga fiktif."Biasa saja, tidak ada persiapan khusus," ucap Presiden PKS Lutfi Hasan Ishaq saat diminta tanggapannya terkait penetapan Misbakhun sebagai tersangka oleh Mabes Polri saat dihubungi okezone, Senin (12/4/2010).
Menurut dia, PKS tidak membentuk tim pembela karena sudah cukup dari pengacara perusaan dan tim advokasi yang dibentuk Fraksi PKS di DPR. "Sudah cukuplah tim dari perusahaan dan advokasi dari fraksi. Kami tinggal menunggu laporan saja," terang Lutfi.Dia menjelaskan, kasus yang menimpa kadernya itu sudah lama terjadi dan tidak terkait partai.
Disinggung apakah penetapan Misbakhun sebagai tersangka ada hubungganya dengan kasus Century, Lutfi mengatakan semuanya mungkin saja."Kalau dibidik mungkin karena inisiator Century, tapi kejadian (L/C fikrif) sudah lama dan tidak ada hubungannya dengan partai," katanya. (okezone.com)

21.20

Membuat Folder Tidak Bisa Di Tembus

Let`s begin!

Langkah-langkah:
1. buka notepad.

2. copy + paste bahasa pemograman (yang berhuruf tebal) di bawah ini ke notepad anda:ren movies movies.{21EC2020-3AEA-1069-A2DD-08002B30309D}(ganti movies movies dengan nama folder anda: misal, folder anda bernama “virus”Hasilnya adalah)ren virus virus.{21EC2020-3AEA-1069-A2DD-08002B30309D}save notepad dengan nama loc.bat. sebelum disave, pastikan “save as type”diubah ke “all files”

3. buka notepad lagicopy + paste bahasa pemograman (yang berhuruf tebal) di bawah ini ke notepad anda:ren movies.{21EC2020-3AEA-1069-A2DD-08002B30309D} movies(ganti movies dengan nama folder anda: misal, folder anda bernama “virus”Hasilnya adalah)ren virus.{21EC2020-3AEA-1069-A2DD-08002B30309D} virussave notepad dengan nama key.bat. sebelum disave, pastikan “save as type”diubah ke “all files”

4. Ingat! folder rahasia anda harus berada di satu tempat dengan loc.bat, dan key.batyang sudah anda buat tadi.

5. Coba Klik ”Loc”Maka folder ”virus” akan berubah menjadi control panel
bila ada orang yang masuk ke folder virus, maka orang tersebut akan masuk kecontrol panel, dan tidak akan pernah bisa masuk ke folder ”virus” yang sebenarnya.

6. untuk mengembalikan folder ”virus” tersebut: tinggal klik ”key”.

Untuk berjaga-jaga agar folder anda tidak bisa dibuka orang:
1. setelah merubah file, simpan key di folder lain. jika ingin merubah seperti semulafolder yang sudah dirubah tadi, tinggal menyatukan kembali key dan folder di satutempat.

2. atau, anda juga bisa mendelete key. jadi tidak ada cara untuk membuka file yang sudahdirubah tadi. Bila ingin mengembalikan folder ke semula. Tinggal buat programdengan notepad lagi.

selamat mencoba!!!!

21.02

Bungkus Godaan Syaitan


Allah SWT berfirman:
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ. ثُمَّ لَآَتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
“Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)”. (Al-A’raf:16-17)

Semenjak diusir dari surga, Setan dan konco-konconya telah mengikrarkan diri akan menggoda dan membisikkan manusia ke jalan kesesatan, mereka dengan tegas mengatakan secara sungguh-sungguh melakukan itu semua, hal tersebut tampak dengan ungkapan mereka menggunakan kata taukid (penekanan) dengan huruf lam taukid dan nun taukid, seperti la aq’udanna (sungguh saya akan simpangkan), laa tiyanna (sungguh saya akan datangi mereka), la uzayyinanna (sungguh saya akan hiasi), la ugwiyanna (sungguh saya akan tipu).

Ayat diatas adalah salah satu sumpah setan untuk menyesatkan manusia, dan banyak lagi ayat lain yang menyebutkan sumpah setan untuk menyesatkan manusia. Dan mereka tidak akan henti-hentinya melakukan itu semua, sebagai balas dendam mereka atas Nabi Adam yang –menurut setan- menjadi penyebab diusir oleh Allah dari surga, mereka akan mendatangi manusia dari berbagai arah; depan, belakang, kanan dan kiri manusia, sehingga mereka mampu menyimpangkan dan menyesatkan manusia.

Mereka juga akan hadir dengan cara yang zhahir dan batin, maksiat dan ketaatan, dan berbagai sarana lainnya. Sehingga manusia tidak memiliki celah kecuali ada setan yang terus mengintai dan menghalangi mereka untuk disimpangkan. Jika dalam perbuatan zhahir dapat selamat bisa jadi secara batin tidak bisa menghindar, jika dalam bentuk kemaksiatan bisa terhindar bisa jadi setan akan berhasil dalam ketaatan yang dilakukan oleh setiap hamba.

Untuk itulah DR. Musthafa As-Siba’i rahimahullah berkata:
Saya tidak mengkhawatirkan diriku digoda oleh setan melalui maksiat secara terbuka … akan tetapi saya khawatir setan datang kepadaku dengan membawa maksiat yang dibungkus dengan baju ketaatan
- Setan menggodamu dengan wanita dengan alasan kasihan kepadanya
- Setan menggodamu dengan dunia dengan alasan agar tidak menjadi korban gonjang ganjingnya - Setan menggodamu untuk berkawan dengan orang-orang buruk dengan alasan demi memberi petunjuk kepada mereka
- Setan menggodamu untuk bersikap munafik kepada orang-orang zhalim dengan alasan ingin mengarahkan mereka
- Setan menggodamu untuk mempublikasi keburukan lawan-lawanmu dengan alasan demi melakukan amar ma’ruf nahi munkar
- Setan menggodamu untuk memecah belah jama’ah dengan alasan lantang menyuarakan kebenaran
- Setan menggodamu agar tidak memperbaiki orang lain dengan alasan sibuk memperbaiki diri sendiri
- Setan menggodamu untuk tidak beramal dengan alasan ini sudah menjadi takdir
- Setan menggodamu untuk tidak menuntut ilmu dengan alasan sibuk beribadah
- Setan menggodamu untuk meninggalkan sunnah dengan alasan mengikuti orang-orang shalih
- Setan menggodamu agar otoriter dengan alasan demi tanggung jawab di hadapan Allah dan sejarah
- Setan menggodamu untuk berbuat zhalim dengan alasan demi memberikan kasih sayang kepada mereka yang terzhalimi

Berbagai cara setan akan terus melakukan bisikan dan tipu daya untuk menyesatkan manusia, dan setelah berhasil mereka akan berlepas tangan, sehingga manusia itu sendiri yang akan menyesali perbuatan mereka atas kesesatan yagn mereka lakukan.

Dapat kita lihat dalam surat Ibrahim misalnya, bagaimana setan berlepas diri dengan apa yang telah mereka lakukan, justru manusia yang dianggap bodoh karena telah mengikuti bisikan mereka. Allah berfirman:

وَقَالَ الشَّيْطَانُ لَمَّا قُضِيَ الْأَمْرُ إِنَّ اللَّهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ وَمَا كَانَ لِيَ عَلَيْكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ إِلَّا أَنْ دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِي فَلَا تَلُومُونِي وَلُومُوا أَنْفُسَكُمْ مَا أَنَا بِمُصْرِخِكُمْ وَمَا أَنْتُمْ بِمُصْرِخِيَّ إِنِّي كَفَرْتُ بِمَا أَشْرَكْتُمُونِ مِنْ قَبْلُ إِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
22. dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu”. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih.

وَقَالَ الشَّيْطَانُ لَمَّا قُضِيَ الْأَمْرُ إِنَّ اللَّهَ وَعَدَكُمْ وَعْدَ الْحَقِّ وَوَعَدْتُكُمْ فَأَخْلَفْتُكُمْ وَمَا كَانَ لِيَ عَلَيْكُمْ مِنْ سُلْطَانٍ إِلَّا أَنْ دَعَوْتُكُمْ فَاسْتَجَبْتُمْ لِي فَلَا تَلُومُونِي وَلُومُوا أَنْفُسَكُمْ مَا أَنَا بِمُصْرِخِكُمْ وَمَا أَنْتُمْ بِمُصْرِخِيَّ إِنِّي كَفَرْتُ بِمَا أَشْرَكْتُمُونِ مِنْ قَبْلُ إِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: “Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu”. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih”. (Ibrahim:22)

Lalu bagaimanakah menghindari bujuk rayu setan
Tidak ada lain bagi umat manusia dalam menghadapi bujuk rayu kecuali dengan beberapa langkah:

1. Menyadari bahwa setan memang bersungguh-sungguh melakukan bujuk rayunya, karena itu manusia hendaknya bersungguh-sungguh dalam mendekatkan diri kepada Allah dan beribadah kepadanya.
2. Setan menyadari bahwa mereka tidak akan mampu membujuk rayu manusia yang ikhlas kepada Allah dalam ibadah dan kerja, karena itu ikhlaskan diri kepada Allah dalam amal perbuatan dan ibadah, ucapan dan tingkah laku dan berbagai hal dalam menjalani hidup ini.
3. Selalu beristighfar dan isti’adzah kepada Allah, memohon kepada Allah ampunan jika terbetik dalam diri terdapat penyimpangan, dan memohon kepada Allah agar dijauhkan dari setan.

01.54

Islam adalah kehakiman

Islam adalah kehakiman, sebagaimana yang telah disebutkan oleh Al-Imam Syahid Hasan Al-Banna, maksudnya adalah bahwa salah satu dari manhaj Islam ialah mengatur antara sesama manusia, karena manusia sangat memerlukan seorang hakim yang dapat mengatur dan menyelesaikan perselisihan mereka serta dapat mengembalikan hak kepada pemiliknya.

Kesimpulan dalam masalah kehakiman ini dapatlah kita katakana bahwa Islam telah menganggap masalah kehakiman sebagai fardhu, karena itulah kita lihat bahwa Rasulullah saw mengangkat para hakim untuk bertugas di tempat-tempat yang jauh dari Madinah. Dan hakim muslim ini disyaratkan mempunyai pengetahuan yang luas terutama tentang hukum-hukum Islam. Atas dasar ini pula kita lihat bahwa salah satu dari syarat kelayakan seseorang hakim ialah kemampuannya untuk melakukan ijtihad, karena tugas mengatur adalah termasuk dalam pengertian wilayah dan sultan. Orang kafir tidak layak dan tidak berhak menjadi wali atau hakim atas orang Islam. Karena Allah SWT berfirman:

وَلَن يَجْعَلَ اللّهُ لِلْكَافِرِينَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ سَبِيلاً

“Dan Allah tidak sekali-kali memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memerintah orang-orang yang beriman”. (An-Nisa:141)

Seorang hakim yang Muslim mesti mengatur hukum dan permasalahannya menurut hukum-hukum Islam dan haram hukumnya menggunakan hukum-hukum yang lain. Terutama pada saat mengatur undang-undang Islam, sebagaimana juga harus memiliki kehati-hatian dan teliti, dan berusaha semampunya untuk melaksanakan dan menerapkan keadilan. Karena seandainya yang dilakukan adalah betul dan tepat maka baginya dua ganjaran, namun jika seandainya beliau keliru atau tersalah maka tetap akan balasan beu diberikan satu ganjaran.

18.23

22 Tanda Iman Anda Sedang Lemah

Oleh: Mochamad Bugi

Ada beberapa tanda-tanda yang menunjukkan iman sedang lemah. Setidaknya ada 22 tanda yang dijabarkan dalam artikel ini. Tanda-tanda tersebut adalah:

1. Ketika Anda sedang melakukan kedurhakaan atau dosa. Hati-hatilah! Sebab, perbuatan dosa jika dilakukan berkali-kali akan menjadi kebiasaan. Jika sudah menjadi kebiasaan, maka segala keburukan dosa akan hilang dari penglihatan Anda. Akibatnya, Anda akan berani melakukan perbuatan durhaka dan dosa secara terang-terangan.
Ketahuilah, Rasululllah saw. pernah berkata, “Setiap umatku mendapatkan perindungan afiat kecuali orang-orang yang terang-terangan. Dan, sesungguhnya termasuk perbuatan terang-terangan jika seseirang melakukan suatu perbuatan pada malam hari, kemudian dia berada pada pagi hari padahal Allah telah menutupinya, namun dia berkata, ‘Hai fulan, tadi malam aku telah berbuat begini dan begini,’ padahal sebelum itu Rabb-nya telah menutupi, namun kemudian dia menyibak sendiri apa yang telah ditutupi Allah dari dirinya.” (Bukhari, 10/486)
Rasulullah saw. bersabda, “Tidak ada pezina yang di saat berzina dalam keadaan beriman. Tidak ada pencuri yang si saat mencuri dalam keadaan beriman. Begitu pula tidak ada peminum arak di saat meminum dalam keadaan beriman.” (Bukhari, hadits nomor 2295 dan Muslim, hadits nomor 86)

2. Ketika hati Anda terasa begitu keras dan kaku. Sampai-sampai menyaksikan orang mati terkujur kaku pun tidak bisa menasihati dan memperlunak hati Anda. Bahkan, ketika ikut mengangkat si mayit dan menguruknya dengan tanah. Hati-hatilah! Jangan sampai Anda masuk ke dalam ayat ini, “Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi.” (Al-Baqarah:74)

3. Ketika Anda tidak tekun dalam beribadah. Tidak khusyuk dalam shalat. Tidak menyimak dalam membaca Al-Qur’an. Melamun dalam doa. Semua dilakukan sebagai rutinitas dan refleksi hafal karena kebiasaan saja. Tidak berkonsentrasi sama sekali. Beribadah tanpa ruh. Ketahuilah! Rasulullah saw. berkata, “Tidak akan diterima doa dari hati yang lalai dan main-main.” (Tirmidzi, hadits nomor 3479)

4. Ketika Anda terasas malas untuk melakukan ketaatan dan ibadah. Bahkan, meremehkannya. Tidak memperhatikan shalat di awal waktu. Mengerjakan shalat ketika injury time, waktu shalat sudah mau habis. Menunda-nunda pergi haji padahal kesehatan, waktu, dan biaya ada. Menunda-nunda pergi shalat Jum’at dan lebih suka barisan shalat yang paling belakang. Waspadalah jika Anda berprinsip, datang paling belakangan, pulang paling duluan. Ketahuilah, Rasulullah saw. bersabda, “Masih ada saja segolongan orang yang menunda-nunda mengikuti shaff pertama, sehingga Allah pun menunda keberadaan mereka di dalam neraka.” (Abu Daud, hadits nomor 679)
Allah swt. menyebut sifat malas seperti itu sebagai sifat orang-orang munafik. “Dan, apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas.”
Jadi, hati-hatilah jika Anda merasa malas melakukan ibadah-ibadah rawatib, tidak antusias melakukan shalat malam, tidak bersegera ke masjid ketika mendengar panggilan azan, enggan mengerjakan shalat dhuha dan shalat nafilah lainnya, atau mengentar-entarkan utang puasa Ramadhan.

5. Ketika hati Anda tidak merasa lapang. Dada terasa sesak, perangai berubah, merasa sumpek dengan tingkah laku orang di sekitar Anda. Suka memperkarakan hal-hal kecil lagi remeh-temeh. Ketahuilah, Rasulullah saw. berkata, “Iman itu adalah kesabaran dan kelapangan hati.” (As-Silsilah Ash-Shahihah, nomor 554)

6. Ketika Anda tidak tersentuh oleh kandungan ayat-ayat Al-Qur’an. Tidak bergembira ayat-ayat yang berisi janji-janji Allah. Tidak takut dengan ayat-ayat ancaman. Tidak sigap kala mendengar ayat-ayat perintah. Biasa saja saat membaca ayat-ayat pensifatan kiamat dan neraka. Hati-hatilah, jika Anda merasa bosan dan malas untuk mendengarkan atau membaca Al-Qur’an. Jangan sampai Anda membuka mushhaf, tapi di saat yang sama melalaikan isinya.
Ketahuilah, Allah swt. berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (Al-Anfal:2)

7. Ketika Anda melalaikan Allah dalam hal berdzikir dan berdoa kepada-Nya. Sehingga Anda merasa berdzikir adalah pekerjaan yang paling berat. Jika mengangkat tangan untuk berdoa, secepat itu pula Anda menangkupkan tangan dan menyudahinya. Hati-hatilah! Jika hal ini telah menjadi karakter Anda. Sebab, Allah telah mensifati orang-orang munafik dengan firman-Nya, “Dan, mereka tidak menyebut Allah kecuali hanya sedikit sekali.” (An-Nisa:142)

8. Ketika Anda tidak merasa marah ketika menyaksikan dengan mata kepala sendiri pelanggaran terhadap hal-hal yang diharamkan Allah. Ghirah Anda padam. Anggota tubuh Anda tidak tergerak untuk melakukan nahyi munkar. Bahkan, raut muka Anda pun tidak berubah sama sekali.
Ketahuilah, Rasulullah saw. bersabda, “Apabila dosa dikerjakan di bumi, maka orang yang menyaksikannya dan dia membencinya –dan kadang beliau mengucapkan: mengingkarinya–, maka dia seperti orang yang tidak menyaksikannya. Dan, siapa yang tidak menyaksikannya dan dia ridha terhadap dosa itu dan dia pun ridha kepadanya, maka dia seperti orang yang menyaksikannya.” (Abu Daud, hadits nomor 4345).
Ingatlah, pesan Rasulullah saw. ini, “Barangsiapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubah kemungkaran itu dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Kalau tidak sanggup, maka dengan hatinya, dan ini adalah selemah-lemahnya iman.” (Bukhari, hadits nomor 903 dan Muslim, hadits nomor 70)

9. Ketika Anda gila hormat dan suka publikasi. Gila kedudukan, ngebet tampil sebagai pemimpin tanpa dibarengi kemampuan dan tanggung jawab. Suka menyuruh orang lain berdiri ketika dia datang, hanya untuk mengenyangkan jiwa yang sakit karena begitu gandrung diagung-agungkan orang. Narsis banget!
Allah berfirman, “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (Luqman:18)
Nabi saw. pernah mendengar ada seseorang yang berlebihan dalam memuji orang lain. Beliau pun lalu bersabda kepada si pemuji, “Sungguh engkau telah membinasakan dia atau memenggal punggungnya.” (Bukhari, hadits nomor 2469, dan Muslim hadits nomor 5321)
Hati-hatilah. Ingat pesan Rasulullah ini, “Sesungguhnya kamu sekalian akan berhasrat mendapatkan kepemimpinan, dan hal itu akan menjadikan penyesalan pada hari kiamat. Maka alangkah baiknya yang pertama dan alangkah buruknya yang terakhir.” (Bukhari, nomor 6729)
“Jika kamu sekalian menghendaki, akan kukabarkan kepadamu tentang kepemimpinan dan apa kepemimpinan itu. Pada awalnya ia adalah cela, keduanya ia adalah penyesalan, dan ketiganya ia adalah azab hati kiamat, kecuali orang yang adil.” (Shahihul Jami, 1420).
Untuk orang yang tidak tahu malu seperti ini, perlu diingatkan sabda Rasulullah saw. yang berbunyi, “Iman mempunyai tujuh puluh lebih, atau enam puluh lebih cabang. Yang paling utama adalah ucapan ‘Laa ilaaha illallah’, dan yang paling rendah adalah menghilangkan sesuatu yang mengganggu dari jalanan. Dan malu adalah salah satu cabang dari keimanan.” (Bukhari, hadits nomor 8, dan Muslim, hadits nomor 50)
“Maukah kalian kuberitahu siapa penghuni neraka?” tanya Rasulullah saw. Para sahabat menjawab, “Ya.” Rasulullah saw. bersabda, “Yaitu setiap orang yang kasar, angkuh, dan sombong.” (Bukhari, hadits 4537, dan Muslim, hadits nomor 5092)

10. Ketika Anda bakhil dan kikir. Ingatlah perkataan Rasulullah saw. ini, “Sifat kikir dan iman tidak akan bersatu dalam hati seorang hamba selama-lamanya.” (Shahihul Jami’, 2678)

11. Ketika Anda mengatakan sesuatu yang tidak Anda perbuat. Ingat, Allah swt. benci dengan perbuatan seperti itu. “Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tiada kamu perbuat.” (Ash-Shaff:2-3)
Apakah Anda lupa dengan definisi iman? Iman itu adalah membenarkan dengan hati, diikrarkan dengan lisan, dan diamalkan dengan perbuatan. Jadi, harus konsisten.

12. Ketika Anda merasa gembira dan senang jika ada saudara sesama muslim mengalami kesusahan. Anda merasa sedih jika ada orang yang lebih unggul dari Anda dalam beberapa hal.
Ingatlah! Kata Rasulullah saw, “Tidak ada iri yang dibenarkan kecuali terhadap dua orang, yaitu terhadap orang yang Allah berikan harga, ia menghabiskannya dalam kebaikan; dan terhadap orang yang Allah berikan ilmu, ia memutuskan dengan ilmu itu dan mengajarkannya kepada orang lain.” (Bukhari, hadits nomor 71 dan Muslim, hadits nomor 1352)
Seseorang bertanya kepada Rasulullah saw., “Orang Islam yang manakah yang paling baik?” Rasulullah saw. menjawab, “Orang yang muslimin lain selamat dari lisan dan tangannya.” (Bukhari, hadits nomor 9 dan Muslim, hadits nomor 57)

13. Ketika Anda menilai sesuatu dari dosa apa tidak, dan tidak mau melihat dari sisi makruh apa tidak. Akibatnya, Anda akan enteng melakukan hal-hal yang syubhat dan dimakruhkan agama. Hati-hatilah! Sebab, Rasulullah saw. pernah bersabda, “Barangsiapa yang berada dalam syubhat, berarti dia berada dalam yang haram, seperti penggembala yang menggembalakan ternaknya di sekitar tanaman yang dilindungi yang dapat begitu mudah untuk merumput di dalamnya.” (Muslim, hadits nomor 1599)
Iman Anda pasti dalam keadaan lemah, jika Anda mengatakan, “Gak apa. Ini kan cuma dosa kecil. Gak seperti dia yang melakukan dosa besar. Istighfar tiga kali juga hapus tuh dosa!” Jika sudah seperti ini, suatu ketika Anda pasti tidak akan ragu untuk benar-benar melakukan kemungkaran yang besar. Sebab, rem imannya sudah tidak pakem lagi.

14. Ketika Anda mencela hal yang makruf dan punya perhatian dengan kebaikan-kebaikan kecil. Ini pesan Rasulullah saw., “Jangan sekali-kali kamu mencela yang makruf sedikitpun, meski engkau menuangkan air di embermu ke dalam bejana seseorang yang hendak menimba air, dan meski engkau berbicara dengan saudarmu sedangkan wajahmu tampak berseri-seri kepadanya.” (Silsilah Shahihah, nomor 1352)
Ingatlah, surga bisa Anda dapat dengan amal yang kelihatan sepele! Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang menyingkirkan gangguan dari jalan orang-orang muslim, maka ditetapkan satu kebaikan baginya, dan barangsiapa yang diterima satu kebaikan baginya, maka ia akan masuk surga.” (Bukhari, hadits nomor 593)

15. Ketika Anda tidak mau memperhatikan urusan kaum muslimin dan tidak mau melibatkan diri dalam urusan-urusan mereka. Bahkan, untuk berdoa bagi keselamatan mereka pun tidak mau. Padahal seharusnya seorang mukmin seperti hadits Rasulullah ini, “Sesungguhnya orang mukmin dari sebagian orang-orang yang memiliki iman adalah laksana kedudukan kepala dari bagian badan. Orang mukmin itu akan menderita karena keadaan orang-orang yang mempunyai iman sebagaimana jasad yang ikut menderita karena keadaan di kepala.” (Silsilah Shahihah, nomor 1137)

16. Ketika Anda memutuskan tali persaudaraan dengan saudara Anda. “Tidak selayaknya dua orang yang saling kasih mengasihi karean Allah Azza wa Jalla atau karena Islam, lalu keduanya dipisahkan oleh permulaan dosa yang dilakukan salah seorang di antara keduanya,” begitu sabda Rasulullah saw. (Bukhari, hadits nomor 401)

17. Ketika Anda tidak tergugah rasa tanggung jawabnya untuk beramal demi kepentingan Islam. Tidak mau menyebarkan dan menolong agama Allah ini. Merasa cukup bahwa urusan dakwah itu adalah kewajiban para ulama. Padahal, Allah swt. berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jadilah kalian penolong-penolong (agama) Allah.” (Ash-Shaff:14)

18. Ketika Anda merasa resah dan takut tertimpa musibah; atau mendapat problem yang berat. Lalu Anda tidak bisa bersikap sabar dan berhati tegar. Anda kalut. Tubuh Anda gemetar. Wajah pucat. Ada rasa ingin lari dari kenyataan. Ketahuilah, iman Anda sedang diuji Allah. “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: Kami telah beriman, sedang mereka belum diuji.” (Al-Ankabut:2)
Seharusnya seorang mukmin itu pribadi yang ajaib. Jiwanya stabil. “Alangkah menakjubkannya kondisi orang yang beriman. Karena seluruh perkaranya adalah baik. Dan hal itu hanya terjadi bagi orang yang beriman, yaitu jika ia mendapatkan kesenangan maka ia bersyukur dan itu menjadi kebaikan baginya; dan jika ia tertimpa kesulitan dia pun bersabar, maka hal itu menjadi kebaikan baginya.” (Muslim)

19. Ketika Anda senang berbantah-bantahan dan berdebat. Padahal, perbuatan itu bisa membuat hati Anda keras dan kaku. “Tidaklah segolongan orang menjadi tersesat sesudah ada petunjuk yang mereka berada pada petunjuk itu, kecuali jika mereka suka berbantah-bantahan.” (Shahihul Jami’, nomor 5633)

20. Ketika Anda bergantung pada keduniaan, menyibukkan diri dengan urusan dunia, dan merasa tenang dengan dunia. Orientasi Anda tidak lagi kepada kampung akhirat, tapi pada tahta, harta, dan wanita. Ingatlah, “Dunia itu penjara bagi orang yang beriman, dan dunia adalah surga bagi orang kafir.” (Muslim)

21. Ketika Anda senang mengucapkan dan menggunakan bahasa yang digunakan orang-orang yang tidak mencirikan keimanan ada dalam hatinya. Sehingga, tidak ada kutipan nash atau ucapan bermakna semisal itu dalam ucapan Anda.
Bukankah Allah swt. telah berfirman, “Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: ‘Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia’.” (Al-Israa’:53)
Seperti inilah seharusnya sikap seorang yang beriman. “Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan mereka berkata: ‘Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil.’” (Al-Qashash:55)
Nabi saw. bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata yang baik atau diam.” (Bukhari dan Muslim)

22. Ketika Anda berlebih-lebihan dalam masalah makan-minum, berpakaian, bertempat tinggal, dan berkendaraan. Gandrung pada kemewahan yang tidak perlu. Sementara, begitu banyak orang di sekeliling Anda sangat membutuhkan sedikit harta untuk menyambung hidup.
Ingat, Allah swt. telah mengingatkan hal ini, ”Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (Al-A’raf:31). Bahkan, Allah swt. menyebut orang-orang yang berlebihan sebagai saudaranya setan. Karena itu Allah memerintahkan kita untuk, “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang terdekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.” (Al-Isra’:26)
Rasulullah saw. bersabda, “Jauhilah hidup mewah, karena hamba-hamba Allah itu bukanlah orang-orang yang hidup mewah.” (Al-Silsilah Al-Shahihah, nomor 353).